Scroll untuk baca artikel
PendidikanTeknologi

Mahasiswa UPER Gagas Inovasi Keselamatan Kerja di Industri Migas

9
×

Mahasiswa UPER Gagas Inovasi Keselamatan Kerja di Industri Migas

Sebarkan artikel ini

Depok (Kabar Nusantara) – Keselamatan kerja dalam industri minyak dan gas (migas) kembali menjadi sorotan, menyusul gagasan inovatif dari mahasiswa Universitas Pertamina (UPER) yang berupaya meningkatkan perlindungan bagi pekerja di sektor logistik migas.

Berangkat dari tingginya risiko kecelakaan kerja di sektor tersebut, sekelompok mahasiswa Program Studi Teknik Logistik UPER melakukan penelitian strategis yang berfokus pada analisis bahaya dan risiko dalam aktivitas logistik alat berat saat pengeboran minyak.

Kelompok mahasiswa yang terdiri dari Jesika Amadea, Daffa Satria Permana, Joan Mesiah Fihan, dan Ramzy Aqilla Fazabahy ini, di bawah bimbingan dosen Harummi Sekar Amarilies, S.T., MBA., meneliti topik bertajuk “Hazard and Risk Analysis of Oil Drilling Heavy Equipment Logistics Activities Using Job Safety Analysis (Case Study: PT Corro Shield Indonesia)”.

Penelitian ini bertujuan menyusun rekomendasi strategis untuk meningkatkan keselamatan kerja pada sektor logistik migas yang dikenal memiliki kompleksitas tinggi.

Menurut laporan International Association of Oil and Gas Producers (IOGP) tahun 2022, tingkat kecelakaan di industri migas mencapai 0,2 kematian per satu juta jam kerja, dengan 70 persen insiden disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap prosedur keselamatan dan minimnya pelatihan.

Sementara itu, laporan IOGP tahun 2021 menyebutkan bahwa 20 persen risiko tertinggi berasal dari sektor logistik, terutama pada proses transportasi, pemindahan material, dan pengoperasian teknologi.

Menyikapi data tersebut, Jesika Amadea menjelaskan bahwa lingkungan Universitas Pertamina yang dekat dengan industri migas turut mendorong kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya keselamatan kerja.

“Kami menyadari betapa pentingnya kontribusi nyata untuk menciptakan sistem logistik migas yang lebih aman dan efisien. Kompleksitas dalam penggunaan alat berat, pengangkutan, hingga pembongkaran mendorong kami untuk melakukan analisis mendalam,” ujarnya.

Dari hasil observasi dan wawancara lapangan, tim peneliti mengidentifikasi 13 potensi bahaya pada tahap pemuatan dan pengangkutan, serta 12 potensi bahaya saat pembongkaran hasil produksi. Terdapat dua risiko yang dikategorikan ekstrem dan sembilan risiko tinggi yang membutuhkan perhatian khusus.

Salah satu temuan krusial adalah risiko jatuhnya peralatan saat proses pemindahan serta potensi kelebihan muatan saat penggunaan crane untuk memindahkan kontainer.

“Beberapa temuan mencakup penggunaan truk dengan muatan berlebih dan ketiadaan rencana manajemen perjalanan dalam pengangkutan hasil produksi migas,” kata Jesika.

Ia menegaskan bahwa penyusunan prosedur kerja yang rinci dan peningkatan pelatihan keselamatan bagi pekerja menjadi kunci untuk menekan angka kecelakaan kerja.

Penelitian ini tidak hanya menghasilkan temuan penting, tetapi juga mengantarkan tim mahasiswa UPER untuk tampil sebagai presenter pada The 15th Annual International Conference on Industrial Engineering and Operations Management di Singapore University of Social Sciences (SUSS) pada Februari 2025.

Dari lebih dari 500 makalah yang dikirim oleh peserta dari 51 negara, hanya 350 yang berhasil lolos proses seleksi ketat melalui peer-review, termasuk karya dari Universitas Pertamina.

Konferensi bergengsi ini membahas isu-isu terkini seputar manajemen rantai pasok, lean six sigma, kecerdasan buatan, hingga penerapan konsep Industri 5.0 dalam manajemen proyek. Partisipasi mahasiswa UPER dalam forum internasional tersebut menunjukkan potensi generasi muda Indonesia dalam memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan industri migas yang lebih aman dan berkelanjutan.

(Diah Winarsih, M.Pd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *