Jayapura (Kabar-nusantara.com) – Victor Frederick Yeimo, Juru bicara Komite Nasional Papua Barat (Jubir-KNPB) mengatakan, punya kasus ini sebenarnya hanya melawan rasisme 19/8/19 lalu terhadap orang Papua, Selasa (24/01/2023).
“Kami semua di daftar pencarian orang (DPO). Kami tahu bahwa waktu itu, memang kepentingan keamanan negara melibatkan kepentingan politik, sehingga semua orang tidak terlibat ikut dikriminalisasi dengan kasus makar, kasus makar saya pernah jalani 10 tahun lalu, sehingga saya jalani ini kasus rasisme,” katanya.
Yeimo menjelaskan, sebenarnya proses persidangan kedepan, tidak perlu berbicara mengulangi tentang perbuatan pidana. Kejadian tahun 2008 sudah pernah jalani tuntas, jadi saya tolak itu.
“Dakwaan itu tidak cermat secara hukum, tetapi Majelis Hakim berkesimpulan bahwa harus dibuktikan dalam persidangan nanti, tidak apa-apa, tidak menjadi masalah, dibuktikan saja, saya siap menghadapi itu,” jelasnya.
Victor mengungkapkan, tetapi paling penting dalam persidangan ini menjadi catatan, adalah tidak boleh ada peradilan pidana rasis, sudah cukup orang Papua mendapatkan peradilan pidana penuh dengan diskriminasi rasis. Cukup begitu, tidak boleh.
“Kami secara pribadi kemarin tolak rasisme itu, jangan ada rasisme institusional, struktural di ranah sistem peradilan hukum, tidak boleh ada rasisme. Rasisme ini penyakitnya semua orang, bukan saja orang luar Papua atau orang Papua tetapi rasisme perlawanan bersama-sama,” ungkapnya.
Dia mengajak perlawanan orang luar Papua, orang Papua, TNI, Polri, Jaksa, Hakim, siapapun harus melawan rasisme. Semua tidak ingin ada rasisme di Papua. Pengadilan ini akan menjadi ujian, apakah benar? hukum Indonesia ini bersama-sama orang Papua. Memberantas diskriminasi rasial atau tidak.
“Ini akan menjadi bukti apakah menjadi seorang pejuang anti rasis itu berbahaya bagi Indonesia? Apakah menjadi anti rasis itu melanggar undang-undang di Indonesia? bahkan seharusnya Jaksa, TNI, Polri dan Hakim ikut berpartisipasi untuk berjuang memerangi rasisme di Papua, Indonesia, bahkan di seluruh dunia,” pungkasnya. (KBN – 145 Obock I Silak)