banner 728x250

Derita Penolak Tambang di Bengkulu: Rambut Rontok, Tangan Lebam

banner 120x600
banner 468x60

banner 325x300

Jakarta, (kabar-nusantara.com) – Devi Angraini, warga Pasar Seluma, Kabupaten Seluma, Bengkulu mengungkap rambut
beberapa anak mengalami kerontokan dan tangannya membiru usai ditarik oleh aparat
saat aksi menolak tambang ilegal PT. Faminglevto Bakti.


Devi menyebut anak-anak tersebut kini masih dalam keadaan trauma atas sikap
represif aparat. Menurutnya, tindakan aparat kepada para anak ini seperti
memperlakukan binatang. Dilansir dari laman CNNindonesia.com,  Rabu (29/12/2021)

“Anak-anak
kami trauma dengan kejadian kemarin bu. Anak anak kami ada yang biru di sini
[tangan], ada yang rambutnya putus (rontok). Kami [diperlakukan] seperti
binatang bu,” kata Devi dalam konferensi pers daring, Selasa (28/12).




Tidak hanya
itu, kata Devi, para ibu yang berada di lokasi pertambangan juga dipaksa untuk
angkat kaki. Ia mengaku didorong paksa untuk masuk ke mobil oleh aparat. 
Devi mengaku sedih atas kejadian itu. Terlebih, ia tak merasa bersalah. Ia
mengaku bersama masyarakat lain hanya ingin desanya tak dirusak oleh perusahaan
tambang ilegal.


“Orang orang kami ditarik tarik secara paksa seperti binatang, didorong ke
mobil. Padahal kami hanya memperjuangkan desa kami,” ujarnya.

 

Mata
Pencaharian Warga Terancam Hilang – 
Devi mengatakan alasan warga menolak tambang karena salah satunya terkait mata
pencaharian. Ia berujar mata pencaharian warga di Pasar Seluma adalah nelayan
remis. 
Menurutnya, menangkap remis tidak bisa sembarangan. Remis sensitif dengan
suara. Dengan aktivitas pertambangan, banyak nelayan yang kesusahan mendapatkan
remis.

“Pencari remis itu satu atau dua orang lewat pas kita cari remis, remisnya
ilang. apalagi dengar mesin, getarannya besar,” ujarnya.


Devi juga mengaku tak ingin remis hilang di Pasar Seluma. Ia berharap remis
tetap ada sampai generasi setelahnya. 
“Mami ingin remis itu ada sampai anak cucu kami nanti,” katanya.


Oleh sebab itu, kata Devi, warga Pasar Seluma banyak yang rela tinggal di tenda
untuk menolak tambang ilegal. Namun, ia merasa kecewa sebab, tak ada respons
dari Bupati Seluma atau pihak terkait.


“Kami cuma ingin minta tolong sama ibu, bapak tambang besi keluar dari
Pasar Seluma secepatnya. Kami tidur di sana lima hari lima malam tapi tak ada
respons dari Bupati,” tuturnya.



“Kami hanya ingin PT. itu ditutup selamanya. Pergi dari Pasar Seluma untuk
selamanya. Ada enggak ada izinnya kami hanya minta kepada Bupati untuk
ditutup,” kata Devi.




Sementara itu Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Sudarno membantah anak buahnya melakukan
kekerasan terhadap anak-anak dalam aksi tolak tambang.



“Enggak ada, karena enggak mungkin anak-anak ditarik tarik
karena sesuai keterangan Kapolres mereka dipindahkan ke mobil juga, tidak
ditarik-tarik,” kata Sudarno kepada CNNIndonesia.com.

“Kalau ada silakan tunjukkan buktinya. Polri terbuka masukan dalam proses
pembubaran demo tersebut,” imbuh dia.

 

Sebelumnya, Sudarno juga
menyebut bahwa mediasi antara Pemda Seluma dan masyarakat sudah dilakukan.
Mediasi dilakukan mulai dari Kepala Desa, Camat dan Pemda Seluma.


“Tapi masyarakat tetap tidak mau meninggalkan lokasi, sehingga Pemda minta
ke Polres agar dilakukan pembubaran,” kata dia saat dikonfirmasi, Senin
(27/12).

Sudarno menyangkal tuduhan adanya tindakan represif terhadap warga. Ia menyebut
pembubaran dilakukan secara kondusif.  Terkait penangkapan warga dan aktivis, Sudarno mengaku belum bisa memastikan
nama-nama yang ditangkap oleh kepolisian, termasuk staf Walhi.


“Pembubaran demo ibu-ibu juga dilakukan oleh Polwan dan tidak ada unsur
kekerasan dalam pembubaran, situasi saat ini kondusif. Kalau nama tersebut saya
belum 86,” ujarnya.

CNNIndonesia.com menghubungi Bupati Seluma untuk mendapat keterangan ihwal
kasus tambang yang ditolak oleh warga, namun yang bersangkutan tidak merespons.


Baca artikel CNN Indonesia “Derita Penolak Tambang di Bengkulu: Rambut
Rontok, Tangan Lebam” selengkapnya di sini: 
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211228150620-12-739622/derita-penolak-tambang-di-bengkulu-rambut-rontok-tangan-lebam.


banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *