banner 728x250

Direktur RSUD Mamuju Tengah Sulbar, Akui Kurang Tenaga Medis.

banner 120x600
banner 468x60

Mateng (Kabar-nusantsra.com) – Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mamuju Tengah Sulbar masih kekurangan Sumber Daya Manusia dalam upaya menangani pasien di tengah pandemi Covid-19. ungkap Direktur Rumah sakit, dr. Patunrengi saat di temui di ruang kerjanya baru baru ini. 

Direktur RSUD Mateng, dr. Patunrengi, mengakui adanya keluhan pasien di RSUD Mateng terkait pelayanan seperti pelayanan dengan dokter ahli, karena dokter-dokter ahli  yang dipekerjakan di RSUD Mateng, belum ada yang status definitif. Rata-rata statusnya, kalau bukan kontrak namun di pendayagunaan dokter spesialis dengan jangka waktu tertentu saja dan sewaktu-waktu bisa meninggalkan RSUD Mateng.

banner 325x300

“Bisa saja kondisi pelayanan tidak maksimal, seperti pelayanan di salah satu spesialis terputus dan kami telah berupaya untuk mendatangkan dokter spesialis, baik dalam program pendayagunaan dokter spesialis yang diprogramkan Kementerian Kesehatan RI maupun kerjasama dengan UNHAS. Dalam hal ini, menghadirkan dokter-dokter peserta pendidikan dokter spesialis yang sudah hampir tamat yang kompetensi hampir sama dengan dokter spesialis.” sebutnya.

Dalam rangka untuk menutupi kekurangan itu, kami bekerjasama dengan Rumah Sakit Regional Mamuju melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat untuk penugasannya, tapi itu semua hanya sementara waktu saja, bisa saja berpotensi terputus ketika tidak ada lagi yang ditugaskan di RSUD Mateng.

“Harapan kami kedepannya semoga sudah banyak dokter – dokter lokal putra daerah dari Kabupaten Mamuju Tengah, yang sekolah dokter spesialis dan kembali menjadi dokter definitif sehingga kita tidak khawatir lagi tidak punya dokter spesialis.” harapnya. 

Adapun tenaga medis di RSUD Mateng, yang kurang adalah tenaga perawat atau bidan ini adalah suatu fenomena yang perlu disikapi bagaimana membuat perawat dan bidan bisa bertahan dan membuat perawat dan bidan dari luar mau datang di Mamuju Tengah, 

Satu hal yang menjadi kendala adalah memang sistem penggajian tenaga kontrak di Mateng khusus tenaga kesehatan belum berdasarkan profesi dan masih berdasarkan tingkat pendidikan SMA, D3 ataupun S1 atau sama dengan pendidikan lainnya. Tentu ini ketika teman – teman dari profesi kesehatan memiliki peluang di tempat lain dengan pendapatan yang lebih layak tentu ini membuat kemungkinan RSUD Mateng ditinggalkan.

“Harapan kami Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah,dapat memikirkan bagaimana tenaga kesehatan ini bisa di kontrak dan digaji sesuai dengan profesi mereka masing – masing,” harap direktur.  (Bang Salman) 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *