Magelang (Kabar Nusantara) – Dalam upaya membantu masyarakat terutama petani hutan, Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah IX (CDK IX) mengadakan Sosialisasi Penanaman Jabon Tahun 2025. Kegiatan dilaksanakan oleh PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (PT DSN) Temanggung bertempat di Aula Kantor CDK IX, Jalan P. Diponegoro No. 1, Kota Magelang, Jumat (22/08/2025).
Dalam sambutan pembukaan kegiatan, Plt. Kepala Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah IX Christiana Pudjilestari, SP, M.Si. menyampaikan tawaran penanaman Jabon dari PT DSN untuk bisa diambil sebagai peluang usaha budidaya.
“Selesai sosialisasi ini, silakan peserta dapat bertanya dan berdiskusi terkait budidaya tanaman Jabon. Sehingga benar-benar paham bagaimana cara menanam, merawat, hingga memanen pohon Jabon,” ujar Christiana.
Selanjutnya, Sosialisasi Penanaman Jabon dipaparkan oleh pihak PT DSN dengan narasumber Eko Bhakti Hardiyanto. Dijelaskan, Jabon bukan tanaman asli pulau Jawa, di Kalimantan dan Sumatera disebut Kalampayan, dan di Maluku disebut Samama.
“Jabon menjadi tanaman alternatif pengganti Sengon yang mulai menurun produksi dan harganya,” jelasnya.
Di Jawa Tengah, Jabon sudah banyak dibudidayakan petani di Purbalingga, Banjarnegara, Temanggung, Boyolali, dan secara individu sudah ditanam oleh masyarakat.
Sejak 2021 PT DSN Temanggung telah menjalin kemitraan dengan masyarakat/petani. Yaitu memberikan bibit Jabon gratis kepada masyarakat untuk ditanam dan dirawat. Dengan harapan di usia standar panen, dapat dijual ke PT DSN.
“Kemitraan ini tanpa ikatan atau perjanjian apa pun. Hanya membantu masyarakat untuk turut membudidayakan Jabon sebagai tanaman alternatif pengganti Sengon. Harapannya, saat panen bisa dijual ke PT DSN dengan harga standar pasar saat itu,” kata Eko.
Eko mengatakan, idealnya Jabon dapat dipanen pada usia 6-7 tahun. Dipaparkan pula prospek kayu Jabon ke depan untuk dunia industri, yang butuh Jabon berkualitas.
Eko juga menyinggung kelebihan Jabon. Antara lain kayu berwarna putih, lebih keras, tumbuh lebih cepat dibanding Sengon.
“Dalam industri playwood, produk kayu lapis berbahan kayu Jabon, lebih bagus, dan tidak mudah pecah saat dipaku/dibaut,” sebutnya.
Dijelaskan pula budidaya Jabon di daerah Magelang cocok untuk tanaman bernilai ekonomi ini. Karena karakter tanaman ini hidup dan tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0-1.000 meter curah hujan 1.250-3.000 mm per tahun.
Jabon bisa tumbuh cepat pada tanah gembur, berdrainase baik, dan di tanah endapan (alluvial). Bibit yang bagus tingginya 30-40 cm, persentase hidup lebih tinggi.
“Jarak tanam Jabon murni 3×3 meter atau 4×4 meter. Untuk ditanam secara tumpangsari, misalnya dengan tanaman kopi, dengan jarak tanam 8×8 meter,” terang Eko.
Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah Kelompok Tani Hutan dari wilayah Salaman, Bandongan, Windusari, Grabag, dan Candimulyo, serta para Penyuluh Lapangan. Di sesi terakhir sosialisasi diisi dengan tanya jawab dan diskusi terkait distribusi bibit, perawatan, harga jual, hingga kemitraan dengan PT DSN Temanggung. (Syakira)