Bensin Jenis Premium dan Pertalite akan “HILANG”, Mengapa?

Jakarta (kabar-nusantara.com) – Pemerintah
berencana menghapus bensin jenis Premium dan Pertalite dan menggantinya dengan
bensin jenis Pertamax. Hal ini diungkapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM).

Hal tersebut dilakukan sebagai wujud upaya serius Pemerintah dalam
memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah
lingkungan. Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, Sabtu (25/12/2021)

 

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih
mengungkapkan saat ini pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah
lingkungan, di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang
kualitasnya lebih baik.


“Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan
BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus 
dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax,” ujarnya melalui keterangan
resmi Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, dikutip Kamis (23/12/2021)

 

Indonesia saat ini, kata Soerja tengah memasuki masa transisi di
mana BBM RON 90 atau Pertalite akan menjadi bahan bakar antara menuju BBM yang
ramah lingkungan.


“Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan
dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang
ramah lingkungan,” tuturnya.

 

Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar
emisi CO2 sebesar 14%. Selanjutnya, dengan perubahan ke Pertamax akan
menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27%. 
Indonesia sendiri merupakan negara paling berpolusi nomor 9 di
dunia tahun 2020, mengacu data IQAir. Penyebabnya adalah konsentrasi partikulat
PM 2,5 di Indonesia 8,1 kali lebih tinggi dari standar Badan Kesehatan Dunia
(WHO) dan masuk ke golongan tidak sehat.

 

PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5
mikrometer. Saking kecilnya, Greenpeace Indonesia mengatakan bahwa PM 2,5 bisa
menembus masker.  S
umber partikel ini adalah dari polusi asap mobil, truk, bus, dan
kendaraan bermotor lainnya. Selain itu juga ditemukan di hasil pembakaran kayu,
minyak, batu bara, atau akibat kebakaran hutan dan padang rumput.

 

Dampak yang ditimbulkan oleh polusi PM 2,5 sangat besar. Bahkan dijuluki
sebagai silent
killer 
karena polusi ini menyerang tanpa disadari oleh
manusia. 
Menurut Jurnal Enviromental Research yang dirilis Harvard
University dan Columbia University tahun 2015, PM 2,5 mampu mengancam kesehatan
manusia. Berdasarkan data dalam penelitian tersebut, kematian dini yang terjadi
rata-rata 100.300.

 

Melansir Greenpeace Indonesia, pada
tahun 2020 polusi PM 2,5 menelan 13.000 jiwa dan kerugian terkait polusi udara
sebesar US$ 3,4 miliar. 
Maka dari itu, niatan menghapus bensin jenis Premium dan Pertalite
cukup tepat dengan alasan mengurangi polusi udara dan perbaikan lingkungan.

 

Namun tetap harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
menimbulkan gejolak di masyarakat. Terutama penghapusan Pertalite yang jadi
bensin sejuta umat Indonesia. 
Pertamina mencatat, porsi penjualan Pertalite pada Juni 2021
sebesar 70% dari total penjualan bensin. Sedangkan, penjualan Pertamax (RON 92
ke atas) sebesar 15% pada Juni 2020.

 

Selisih harga Pertalite dan Pertamax saat ini adalah Rp 1.350 per
liter atau 17,64%. Dengan UMP 2022 yang naik hanya 1% tentunya akan sangat
berat bagi masyarakat untuk beralih ke Pertamax.

 

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20211224080739-4-301641/bensin-premium-dan-pertalite-mau-punah-apa-manfaatnya


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *