![]() |
Foto: Drs. Gabriel Seran, Ka BNPB Malaka |
Malaka (kabar-nusantara.com) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Drs. Gabriel Seran di ruang kerjanya kepada awak media mengungkapkan, data emergenci situasi bencana tidak real dan ini perlu diperhatikan agar masyarakat yang terdampak bencana seroja yang belum sempat terdata pada kondisi darurat itu diberikan kesempatan kepada setiap Camat dan Desa melakukan usulan ulang, Jum’at (3/6/22)
Menurut keterangan Ka BNPB, Gabriel, bantuan perumahan warga terdampak bencana Seroja April 2021 lalu bukan lambat tetapi banyak hal yang perlu diperhatikan sesuai proses tahapan- tahapan seperti ini.
“sesuai dengan data yang kita masukan dan dikirim ke pusat untuk dilakukan verifikasi atau direviw oleh Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana Alam,” kata Gabriel.
Malaka mendapatkan bantuan sejumlah rumah sebanyak 3.295 rumah terinci dalam kategori rumah rusak ringan 2.336, rusak sedang 428 dan kategori rusak berat 528. Dari jumlah ini sesuai dana yang di alokasikan sebesar Rp. 60.460.000.000, “sesuai juknis maka kita lakukan sesuai dengan tahapan,” tambahnya.
Tahapan yang sudah dilakukan itu tahapan verifikasi dan sosialisasi, dan telah dibentuk Tim pelaksana, Tim Teknis, Tim verifikasi dan Tim pendamping masyarakat. yang melibatkan instansi- instansi terkait termasuk unsur TNI dan POLRI.
Setelah itu tahap validasi, Tim teknis dan Tim verifikasi itu turun ke lapangan, langsung melakukan verifikasi atau validasi terhadap rumah yang terkategori rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat. Revu APIP itu terhadap dokumen kependudukan, yang mendapat bantuan ini.
Sedangkan validasi berkaitan dengan kerusakan di lapangan, fakta dilapangan. Kemudian hasil validasi itu harus sesuai tiga kategori tadi, jika tidak memenuhi syarat, maka bisa dikeluarkan, atau bisa dinaik-turunkan.
“Yang penting hal tersebut tercatat dalam hasil data yang ada. Jika validasi sudah selesai dimulai dari Tabulasi data untuk masuk pada tahap pelaksanaan. Sekarang sudah ada pada tahapan pembukaan dan pengisian rekening terblokir,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, penerima bantuan harus memiliki rekening di BRI Betun sebagai syarat untuk pencairan dana bantuan stimulasi rumah tersebut, dengan harapkan bantuan stimulasi ini secepatnya diselesaikan di sepakati pada akhir September itu sudah harus masuk pada tahap finishing.
Selanjutnya pada bulan Oktober, November, Desember itu kita fokus pada proses bantuan Rehabilitasi Refleksi Rencana pasca bencana (R3P)
“Kita siapkan dokumen usulan, proposalnya untuk mengakses masukan masukan dari masyarakat dan pemerintah desa terkait masyarakat terdampak,” ungkapnya.
Tahap satu, tahap tanggap darurat itu bisa dimaklumi sebab mungkin karena saat itu medannya kurang bagus atau hal-hal teknis lain, sehingga masyarakat ada yang terlewatkan tidak sempat terdata.
“Oleh karena itu sesuai surat yang kita sampaikan ke Pemerintah Kecamatan dan Desa kita masih meberikan kesempatan untuk Pemerintah Desa mengusulkan kembali masyarakat yang belum terdata itu, untuk kita usulkan melalui program R3P,” jelasnya.
Tahap kedua dari penanganan sikon Seroja mendapat bantuan. sehingga masyarakat yang terdampak jangan terlupakan atau terabaikan. Tahapan Stimulan sudah action.
Kapala BNPB Gabriel. membuka ruang untuk setiap Desa segera mendata ulang warganya agar yang belum sempat terdata bisa diusulkan. Karena hampir semuanya kena bencana.
“Kita berharap setiap warga yang terdampak bencana Seroja mendapat pelayanan dari Pemerintah di tahap II nanti,” tegasnya. (Rofinus Bria)