Purwokerto (kabar-nusantara.com) – Kurang lebih 200 mahasiswa yang tergabung
dalam Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Banyumas berkonvoi memacetkan jalan
raya dokter Angka, Senin (18/10).
Aksi mahasiswa FMN yang terdiri dari
gabungan BEM se Banyumas bermaksud melakukan demo aksi damai di Pendopo Bupati
Banyumas. Namun aksi konvoi bermotor tersebut yang hendak masuk di halaman
Masjid 17 mendapat hadangan dari pihak Kepolisian Polresta Banyumas.
Pelarangan masuk untuk parkir di halaman
masjid 17menyebabkan mahasiwa tertahan di pintu masuk masjid dan terjadilah kemacetan
cukup panjang yang mengganggu pengguna jalan. Namun mahasiswa tetap bersikeras
masuk untuk memarkirkan motor di halaman masjid 17, dan sempat terjadi aksi
gontok-gontokan antara mahasiswa dengan Polisi.
Menurut Koordinator Lapangan
(Korlap), Ali menuturkan, mahasiwa sudah meminta ijin menggunakan halaman
masjid 17 untuk parkir motor. Dimana masjid 17 dijadikan titik kumpul untuk
kemudian melanjutkan aksi jalan kaki menuju ke Pendopo Bupati Banyumas.
“Kami sudah mendapatkan ijin dari
pengurus masjid 17, kenapa kami dilarang. Apa pak Polisi takut dengan mahasiswa
?. Kita bukan penjahat pak polisi,” serunya keras.
Mendapat protes dari mahasiswa yang terus
memaksa, mewakili pihak Kepolisian, Kasat Binmas Polresta Banyumas, AKP Agus
Amjat Purnomo menegaskan pihaknya tetap melarang mahasiswa untuk melanjutkan
perjalanannya ke Pendopo Bupati. Dikarenakan bisa mengganggu aktivitas
beribadah umat muslim yang akan menjalankan sholat.
“Silahkan kalian melanjutkan aksi
damai ke Pendopo, kami akan mengawal dan menyiapkan tempat buat parkir,” serunya dihadapan ratusan mahasiswa.
Setelah cukup lama bersitegang antara
mahasiswa dan kepolisian Polresta Banyumas, akhirnya mahasiswa pun mengalah
melanjutkan konvoi ke Pendopo Bupati Banyumas. (Dwi Kurnia Budi)
