Desa Binaan Imigrasi Jadi Inspirasi di Forum Internasional DGICM 2025

Tanjab barat (kabar Nusantara) Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam – Indonesia tampil memimpin di kancah internasional dalam Forum Directors General of Immigration Departments and Heads of Consular Affairs Divisions of the Ministries of Foreign Affairs of ASEAN Member Countries (DGICM) ke-28 yang berlangsung pada 12–15 Agustus 2025 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
Dipimpin langsung oleh Plt. Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman, delegasi Indonesia menyampaikan peran penting negara dalam memperkuat kerja sama kawasan, khususnya dalam memerangi tindak penyelundupan manusia dan perdagangan orang. Dalam paparannya, Yuldi menekankan bahwa upaya tersebut tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi erat antara penegak hukum nasional, mitra internasional, hingga masyarakat di akar rumput.
Salah satu inisiatif unggulan yang menjadi sorotan peserta forum adalah Program Desa Binaan Imigrasi. Program ini mengedepankan pendekatan berbasis teknologi sekaligus pemberdayaan masyarakat desa yang rentan terhadap tindak kejahatan perdagangan orang. Melalui desa binaan, warga diberikan edukasi, pelatihan, serta akses informasi agar lebih waspada terhadap modus penyelundupan manusia. Program ini dinilai sebagai langkah inovatif yang dapat direplikasi di negara-negara ASEAN lainnya.
Tak hanya soal pemberdayaan masyarakat, forum DGICM 2025 juga menyoroti pentingnya inovasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI). Indonesia memaparkan penggunaan teknologi mutakhir seperti autogate dan kecerdasan buatan (AI) yang mampu mempercepat proses pemeriksaan penumpang sekaligus memperkuat lapisan keamanan perbatasan. Langkah ini sejalan dengan upaya menghadirkan pelayanan imigrasi yang lebih modern, responsif, dan akuntabel.
Kehadiran Indonesia dalam forum ini mempertegas peran strategisnya sebagai motor penggerak kerja sama kawasan. Dengan berbagi praktik terbaik dan solusi inovatif, Indonesia berkontribusi langsung dalam memperkuat ketahanan ASEAN menghadapi kejahatan lintas negara.
Di akhir sesi, forum menyerukan komitmen bersama untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi antarnegara. Kolaborasi yang solid diharapkan mampu mewujudkan ASEAN yang lebih aman, tangguh, dan siap menjawab tantangan keimigrasian di masa depan. (Misdi)
Berita daerah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *