Dinilai Bungkam, Kades Bojot Timbulkan Opini Liar

Surat dari Redaksi TintaKitaNews yang dikirim untuk Kades Bojot. (foto: M. Toufik/Narwan)

Serang (Kabar Nusantara) – Polemik dugaan ucapan diskriminasi dan pengancaman oknum Kepala Desa (Kades) Bojot, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten MN kepada salah satu wartawan TintakitaNews Ali Imron yang sedang melakukan tupoksinya beberapa waktu lalu, menimbulkan tanda tanya publik. Karena, yang bersangkutan sampai detik ini belum mengklarifikasi pernyataannya baik secara tertulis dan langsung kepada redaksi yang dicatutnya. Sehingga muncul spekulasi apakah secara jasmani dan rohani sang Kades tersebut sehat?

Pertanyaan ini muncul setelah beberapa waktu lalu menurut pengakuannya sendiri MN seolah mengalami depresi karena tidak lolos menjadi abdi negara di kancah militer. Padahal secara aturan untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa, selain daripada pendidikan dan berkelakuan baik tentunya riwayat kesehatan pun termaktub dalam isi persyaratan. Karena nantinya kepala desa akan memiliki wewenang penuh dan peran penting atas regulasi peraturan khusus dalam mengelola anggaran di desa tempat dia mengabdi.

Menurut informasi, sepak terjang sang oknum Kades pernah menuai kontroversi karena berurusan dengan Inspektorat Kabupaten Serang. Hal itu ditengarai adanya aduan dari warganya bersama Aktivis Pemuda Pancasila PAC Jawilan terkait regulasi pembangunan paving blok diduga tidak sesuai spesifikasi. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti hasilnya. Bahkan menurut pengadu, laporan yang dibuatnya malah dituding memiliki muatan kebencian pribadi terhadap MN, padahal secara temuan di lapangan memang diduga kuat tidak sesuai dan itu dibenarkan oleh pejabat terkait.

Berkaitan dengan hal tersebut, wartawan mencoba menggali informasi dengan mengkonfirmasi rekan sejawat di lingkungan Kecamatan Jawilan yakni Ketua APDESI Jawilan, Herman yang juga Kades Maja Sari guna menanyakan apakah Pemerintah Desa se-Jawilan anti kritik dan alergi terhadap wartawan, dan apakah diskriminasi ini sudah sering terjadi.

Ketua APDESI Jawilan mengatakan Pemerintah Desa se- Jawilan tidak memiliki sifat seperti itu (diskriminatif, red) kepada wartawan. Ia mengaku, pihaknya terbuka terhadap informasi publik. Menurutnya, kemungkinan hanya MN saja yang berperilaku seperti itu yang lainnya tidak.

“Kami welcome kepada wartawan. Mungkin kayaknya hanya itu saja susah (MN,-red). Maaf lagi nyetir belum bisa memberikan tanggapan,” kata Herman, (30/09/2025).

Sementara untuk mempertegas pernyataan tersebut Wartawan kembali mengkonfirmasi Herman pada tanggal 3 Oktober 2025. Namun sayangnya Ketua Kepala Desa se-Jawilan itu belum menjawab, hanya memberitahu bahwa dirinya sedang melaksanakan rapat dibarengi mengirimkan foto surat undangan kegiatan.

Di sisi lain, Plt Camat Jawilan, Usman ketika dikonfirmasi mengenai pembinaan terhadap kepala desa di bawah naungannya dirinya belum menjawab.

Persoalan intimidasi pers sebelumnya pernah terjadi di wilayah Kecamatan Jawilan, seperti insiden pemukulan para wartawan dari berbagai media yang sedang meliput penindakan di PT Genesis Regeneration Smelting oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Kasus pemukulan tersebut bukan terjadi kepada wartawan saja bahkan pihak Kementerian Lingkungan Hidup turut menjadi korban keberingasan pemukulan para oknum bang jago.

Saat ini kasus tersebut, sudah dalam penanganan pihak kepolisian Kabupaten Serang yang bergerak cepat menangkap para pelaku, tinggal menunggu proses Kejakasaan Kabupaten Serang dan sidang pengadilan.

Hingga berita diterbitkan, Wartawan masih mencoba mengkonfirmasi pihak-pihak terkait. (Dede Sutisna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *