JAKARTA (kabar-nusantara.com) – Pemuda berusia 38 tahun ini,
memang tidak ada habisnya untuk di bahas, khususnya di kalangan generasi
millenial. Pemuda satu ini sedang fokus dengan organisasi yang digagas dan
dipimpinnya, yaitu Barisan Pemuda Nusantara (Bapera). Dilansir dari laman
regionalsulawesi.id, Kamis (13/1/22)
Membahas tentang generasi, Putra dari
Almarhum A.Rafiq (penyanyi dangdut
kondang era 80-90 an ini) masuk dalam generasi Y (Millenial). Dikutip
dari gramedia.com. Istilah-istilah generasi ini digunakan untuk mengelompokkan
orang yang lahir dalam rentang tahun yang berdekatan dan kondisi lingkungan
yang sama.
generasi itu, Generasi Baby Boomers (1946-1964), Generasi X (1965-1980),
Generasi Y (1981-1995), Generasi Z (1996-2010),Generasi Alpha (2011-sekarang). Generasi
Millenial tumbuh dan berkembang di masa peralihan teknologi dari analog ke
digital. Munculnya internet dan media sosial membuat kaum Millenial begitu
canggih, kreatif, bebas dan berani mengambil resiko.
Perlu diketahui bersama generasi Millenial
begitu ekspresif dan open minded dibandingkan generasi pendahulunya. Masyarakat
pada generasi ini lebih berani menyampaikan pendapat, kepercayaan diri yang
tinggi dan out of the box.
dari kalangan Millenial yang tidak pernah kenal lelah untuk belajar dari
generasi pendahulunya, hal inilah yang membedakan beliau dengan pemuda satu
generasinya. Berikut ini sang pena akan membahas 2 point tentang Totalitas dan
Kedisiplinan yang sudah mendarah daging pada kehidupan Ketua Umum DPP KNPI
Periode 2015-2018 ini.
Bang Fahd panggilan akrab beliau, orang yang
Totalitas dalam melakukan hal positif, dalam kamus besar bahasa Indonesia arti
kata Totalitas adalah keutuhan; keseluruhan; kesemestaan; masyarakat dan
kebudayaan dilukiskan sebagai satu.
tidak setengah setengah akan tetapi menyeluruh, Gass pool, tidak nanggung dan
konsisten. Inilah yang membedakan Fahd Arafiq dengan generasi milenial
seusianya.
mengedepankan pengorbanan tanpa dibarengi adanya hal lain setelahnya. Apa hal
lain itu? Kesediaan untuk berkorban, antusiame untuk mencari refferensi,
pemahaman yang utuh, dan keberanian untuk berkata “tidak” adalah beberapa hal
yang menjadi kunci untuk menciptakan suatu totalitas dalam bekerja ataupun
berkarya.
menjadi penopang totalitas tersebut adalah;
totalitas dari sang empunya profesi itu. Sehingga kualitas hasil kerja bisa
tercapai secara maksimal. Pengorbanan bisa berupa waktu, tenaga, finansial, dan
lain sebagainya.
dikorbankan itu adalah sesuatu yang memiliki arti penting bagi kehidupan kita
pribadi. Kerelaan atau kesediaan kita untuk mengorbankan hal-hal penting di
kehidupan kita merupakan wujud penuangan dari sikap total terhadap sesuatu.
Seorang aktor yang totalitas terhadap
aktingnya, seorang pekerja yang totalitas dalam menjalankan pekerjaannya,
seorang guru yang totalitas dalam mengajar murid-muridnya, seorang dokter yang
totalitas mengobati para pasiennya, dan lain sebagainya.
Pengorbanan bisa berupa waktu, tenaga,
finansial, dan lain sebagainya. Umumnya hal-hal yang menjadi “objek” untuk
dikorbankan itu adalah sesuatu yang memiliki arti penting bagi kehidupan kita
pribadi.
Waktu yang semestinya bisa kita pakai untuk
bersantai tidak jarang harus dikorbankan demi menunaikan sebuah tugas “negara”.
Uang yang semestinya diperuntukkan untuk keperluan lain terkadang harus
dikeluaran demi menalangi hal-hal yang berkaitan dengan profesi. Bahkan fisik
pun rela “disakiti” demi mencapai standar profesi.
memiliki pemahaman yang sempurna terhadap kata Totalitas itu sendiri. Panggung
yang sedang dijalani Fahd A Rafiq ini berpotensi menginspirasi banyak orang.
Apalagi organisasi yang dipimpinnya bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Bisa
menjadi sumber inspirasi para pemuda Indonesia khususnya.
Anggapan ini tidak akan muncul apabila
kualitas peran yang Fahd lakukan saat ini biasa biasa saja. Kerelaan atau
kesediaan kita untuk mengorbankan hal-hal penting di kehidupan kita merupakan
wujud penuangan dari sikap total terhadap sesuatu.
dijalaninya saat ini adalah suatu keharusan. Meski begitu, Ketua Bidang Ormas
DPP Partai Golkar ini harus belajar dari para pendahulunya untuk menyempurnakan
perannya serta belajar dari kesalahan generasi pendahulu nya.
film akan peran yang Fahd Arafiq yang jalani saat ini. Yang pasti Fahd El Fouz
A Rafiq ini telah memainkan peran yang luar biasa khususnya membantu masyarakat
Indonesia yang tekena dampak Pandemi COVID -19 dengan memberikan banyak
bantuan. beliau lakukan secara konsisten dalam membantu perekonomian negerinya.
4. Berani Berkata “Tidak”- Pada saat-saat tertentu adakalanya kita perlu
berkata “tidak” terhadap sesuatu hal. berkata tidak itu bukan berarti kita menjadi seseorang yang suka melakukan
penolakan. Akan tetapi hal itu didasari oleh keyakinan
bahwa pemahaman yang kita miliki adakalanya harus lebih diutamakan daripada
pemahaman milik orang lain.
harus memiliki pendirian untuk memastikan bahwa pemahaman yang kita miliki itu
benar-benar bisa dituangkan dalam sebuah karya nyata.
diatas rata – rata kaum Millenial kebanyakan, soal ketepatan waktu seorang Fahd
sangat konsisten. Sesibuk dan sepadat apapun aktivitas beliau pasti akan
bangun pagi dan shalat shubuh tepat waktu.
Arafiq secara langsung mengetes para anggotanya untuk bisa rapat tepat waktu.
Seringnya Rapat digelar saat itu pada jam macet wilayah Slipi
Jakarta Barat yaitu pukul 15.30 dan Jam 16.00 WIB. Sontak saat itu banyak para
anggota PP AMPG yang telat karena macet dan jauh dari lokasi rapat.
di infokan 8 atau 7 jam sebelum waktu yang telah ditentukan, membuat para
anggota PP AMPG saat itu banyak yang tidak bisa hadir karena alasan dadakan,
macet dan alasan lainnya.
perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan
pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui
latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan
tertentu.
Orang
sukses tidak lepas dari disiplinnya terhadap perilaku penting secara terus
menerus tanpa henti. Anda hanya berhenti ketika alam menghendakinya, selama
kehendak itu datang dari alam bawah sadar Anda, maka segeralah bangkit dan
tegak berdiri untuk terus maju mengejar tujuan.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang disiplin,
seseorang harus mempersiapkan dan melakukan beberapa hal;
1. Menerapkan perilaku disiplin pada diri
sendiri Sebelum membawa kedisiplinan pada orang lain, maka kita harus
menerapkan terlebih dahulu perilaku disiplin kepada diri sendiri. Disiplin diri
menjadi dasar utama kepemimpinan anda akan terlihat. Hal inilah yang sudah ditunjukkan oleh seorang
Fahd El Fouz Arafiq, sebelum memberlakukan sikap disiplin pada orang lain,
beliau menerapkan diri pada dirinya sendiri.
2 . Menantang semua alas an – Untuk
mengembangkan gaya hidup disiplin salah satu tugas anda adalah menantang dan
menghilangkan kecenderungan apapun untuk membuat “ALASAN” (Execuse). Ketika
Anda mempunyai beberapa alasan untuk tidak melakukan disiplin diri, maka
sadarilah bahwa hal ini adalah kumpulan alasan yang mana semuanya harus di
tantang jika anda ingin mendaki tingkat sukses lebih tinggi sebagai seorang
Pemimpin.
3. Fokus pada hasil – Kapanpun anda memusatkan
pikiran pada kesulitan kerja, bukan pada harapan dan hasil akhir yang memuaskan,
maka dipastikan semangat kerja akan mengendur dan gairah akan menghilang. Jangan fokuskan diri dalam kesulitan yang
tengah dihadapi, namun segera selesaikan tugas dan fokus kembali pada apa yang
harus dilakukan.
Tidak peduli anda seorang profesional atau
pendatang baru baik dalam organisasi sosial atau dunia bisnis ekonomi,
kedisiplinan tetap menjadi jalan utama menjadi seorang pemimpin yang sukses.
Totalitas tidak bisa terjadi jikalau hanya mengedepankan pengorbanan tanpa
dibarengi adanya hal lain setelahnya. Totalitas haruslah dimaknai secara utuh
bahwa didalamnya kita perlu untuk berkorban sembari terus belajar hal-hal baru
hingga kita memiliki pemahaman yang utuh terhadap sesuatu yang ingin kita kerjakan
tersebut.
Selaras dengan hal itu, kita mesti tahu kapan
saatnya untuk berkata “tidak”. dan Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina
melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan
keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan
keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan
menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat.
(Writer: ASW, Editor: RED).
Sumber: https://regionalsulawesi.id/fahd-a-rafiq-totalitas-dan-disiplin/