Mulut Seribu ini terletak di Papela,Desa Daiama Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao Provinsi NTT. Daya tarik utamanya tentu adalah keindahan alam yang disebut-sebut tak kalah indah dari Raja Ampat.
Asal-usul nama Mulut Seribu ini menurut cerita warga setempat adalah karena lokasinya. Kawasan ini merupakan pantai yang mempunyai banyak tebing dan karang di sekitarnya seperti membentuk gua. Sepintas, tempat ini disebut mempunyai bentuk seperti banyak mulut. Sehingga, nama Mulut Seribu kemudian disematkan terhadap kawasan ini. Teluk Mulut Seribu terdapat gugusan pulau – pulau kecil yang berjumlah 22 buah pulau, yang berbentuk selat-selat yang menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya seperti labirin dalam jumlah banyak, sehingga disebut Mulut Seribu.
Mengunjungi Mulut Seribu adalah perjalanan menyusuri laut dengan melewati tebing-tebing yang terbentuk secara natural. Area itu pun semakin indah karena banyak terdapat batu karang yang ditumbuhi pepohonan.
Hijaunya pepohonan di kawasan ini pun terlihat kontras dengan gelapnya batu karang. Tebing-tebing tajam dan panjang pun menambah keeksotisan lokasi ditambah deburan suara ombak yang menghantam sisi tebing.
Dari tahun 2019 lalu Pemerintah kabupaten Rote Ndao telah melakukan pembenahan dan pembangunan akses jalan dan sarana lainya termasuk pembangunan cottage. Ucap stef saek (wakil Bupati Rote Ndao)
“Oktober 2019 juga telah diadakan “festifal mulut seribu” untuk yang pertama kali dengan menampilkan karya seni budaya lokal dan ini akan menjadi ajang tahunan untuk menarik wisatawan”. Tegas saek
Keindahan dan keeksotisan pantai Mulut seribu membuatnya masuk dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 dalam kategori “surga tersembunyi”
Cara ke Mulut Seribu
Untuk bisa mengunjungi Mulut Seribu, kita harus lebih dulu ke Kupang. Setelah tiba di Kupang, melanjutkan perjalanan dengan mengugnakan pesawat yang harganya sekitar Rp100-300 ribu. Butuh waktu 15 menit dari Kupang untuk sampai di Ba’a, Ibu Kota Kabupaten Rote.
Selain pesawat, kamu bisa menggunakan kapal cepat atau kapal feri. Tapi, waktu tempuh jelas jauh lebih lama, yaitu 2 jam dengan menggunakan kapal cepat dan 4 jam untuk kapal feri.
Setibanya di Ba’a, kamu harus melanjutkan perjalanan ke Rote Timur. Kamu harus menggunakan mobil sewaan dengan harga kisaran Rp500 ribu. Tapi, ada juga kendaraan umum yang ada di kawasan ini. Dari sini, kamu harus menuju Pelabuhan Papela dengan jarak tempuh sekitar satu jam.
Setelah tiba di Pelabuhan Papela, kamu bakal makin dekat dengan keindahan Mulut Seribu. Di sini, kamu harus menyewa kapal nelayan untuk menuju lokasi. Biaya sewa kapalnya berkisar Rp500 ribu hingga Rp1 juta untuk sekali tur memutari Mulut Seribu.
Setelah beberapa menit menyusuri Mulut Seribu, kamu akan langsung dihadapkan dengan sebuah teluk air yang tenang, terlihat berwarna hijau jernih, dan dikelilingi karang-karang kecil yang ditumbuhi tanaman bakau.
Sekilas, karang-karang itu terlihat seperti pulau-pulau kecil yang berada di teluk. Untuk melintasi pulau-pulau kecil ini, butuh keahlian dan pengetahuan. Sebab, area ini seperti labirin. Sehinga, nakhoda kapal harus tahu betul di mana letak jalan masuk dan keluar agar tak tersesat.
Selain suguhan pemandangan itu, kamu bisa singgah sejenak di Pantai Mulut Seribu. Di sini, kami akan disuguhi pemandangan laut yang tenang dengan aktivitas petani rumput laut dan nelayan yang sibuk mencari ikan.
Untuk kembali ke Pelabuhan Papela, kamu harus melewati laut lepas jika sudah lewat dari pukul 15.00. Sebab, area ‘labirin’ di sana sudah mulai pasang sehingga tak bisa dilalui lagi.
Ayooo ke Mulut Seribu.
Dan mari ngevote dengan cara via sms ketik API 18D kirim ke 99386; via IG@APIaward klik like/love
(Reporter Riky)