
Yohanes Sentuf, SPd, MPd
Maybrat, Kabar-nusantara.com – Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Maybrat, Yohanes Sentuf mengutarakan, Danau Ayamaru memegang peran penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat, baik dari sektor transportasi, wisata dan juga sektor perikanan. ” Danau Ayamaru sudah berfungsi secara tradisional sebagai sarana lalu lintas penduduk sebelum adanya transportasi lain untuk menghubungkan kampung-kampung disekitar Distrik Ayamaru,” ujarnya Yohanes Sentuf kepada awak media ini Sabtu (2/1)
Selain sebagai sarana transportasi, Danau Ayamaru juga merupakan penyangga sumber daya air bagi masyarakat dan kehidupan di sekelilingnya, khususnya disektor perikanan karena Danau Ayamaru kaya berbagai jenis ikan hias yang bernilai ekonomi tinggi. Ikan hias memiliki berbagai warna seperti kemerah-merahan, kuning kepala putih, dan badan hitam serta ekor bercabang empat.
Tidak hanya ikan hias yang terdapat di danau ini. Terdapat juga ikan mas, betik, satar, salamande, gabus, ikan lele, mujair, sepat, ikan sembilan hitam, siput danau dan beberapa jenis udang (jenis udang merah, udang kuning dan biru). Selain sebagai sumberdaya perikanan, Danau Ayamaru juga merupakan tempat bersinggahnya burung Flamingo dalam migrasi antar benua yakni dari Benua Asia ke Australia atau sebaliknya.
Danau Ayamaru juga masih kaya akan keanekaragaman hayati, flora maupun fauna antara lain terdapat tumbuh-tumbuhan, etnobotani, tanaman obat, satwa mamalia, burung, kupu-kupu, amfibia, reptil, fauna tanah dan serangga perairan maupun darat.
Lebih jauh Yohanes menceritakan, saat ini sumberdaya perikanan di Danau Ayamaru yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat ini terancam punah, akibat menurunnya permukaan air danau yang diperkirakan telah menyurut hingga sekitar 50 meter. Bahkan sejak beberapa tahun terakhir ini sebagian areal danau telah mengering, menjadi rawa dan beberapa areal tertentu telah ditumbuhi semak belukar/rumput-rumput.
Ditempat terpisah Bupati Maybrat, Dr. Bernard Sagrim, MM saat di konfirmasi awak media ini mengatakan, untuk mengembalikan ke fungsi awal danau Ayamaru, pihaknya bekerjasama dengan Kementerian PUPR, Direktorat Jenderal Sumberdaya Air, Balai Wilayah Sungai (BWS)
Papua Barat membangun dua bendung yang ada di danau Ayamaru, kampung Bawi, Distrik Ayamaru Tengah, Kabupaten Maybrat. “Kita bangun dua bendung di danau Ayamaru, guna menampung air gunung, memang debit air di danau sekarang ini sudah mulai kering,” jelas bupati.
Sekarang ini, terang Bernard Sagrim, pencapaian progres pengerjaan proyek tersebut saat ini sudah mencapai 70-100 persen secara fisik, sesuai nilai kontrak tahun anggaran 2021, “mudah-mudahan pembangunan bendung ini dapat berfungsi di tahun ini,” kata Bernard.
Dirinya berharap dengan pembangunan atau proyek revitalisasi danau Ayamaru ini dapat memberikan fungsi awal danau sehingga masyarakat yang mendambakan kejayaan danau Ayamaru dapat terwujud. “Tetap fungsi utamanya untuk menahan air dan meninggikan air, jadi saat hujan air dari gunung dapat ditampung,” jelasnya.
Bupati Maybrat juga mengatakan, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melakukan Revitalisasi Danau Ayamaru yang terletak di Kampung Bawi Sentuh, Distrik Ayamaru Tengah Kabupaten Maybrat, yakni mempunyai luas kurang lebih 3.000 hektare.
Danau ini merupakan salah satu dari 15 danau kritis di Indonesia yang akan direvitalisasi. Sebelumnya, kondisi Danau Ayamaru mengalami pendangkalan akibat masifnya pertumbuhan eceng gondok, sedimentasi, dan okupasi lahan. (Engel Semunya)