Jakarta, (kabar-nusantara.com) .- Dalam KTT ASEM Presiden RI Joko Widodo
menyoroti ketimpangan vaksinasi Covid-19 antara negara kaya dan negara miskin.
Dari 7,6 miliar dosis vaksin yang sudah disuntikkan di seluruh dunia, mayoritas
berada di negara kaya. Dilansir dari laman cnnindonesia.com, Jumat (26/11/2021)
Sebanyak 64,99 persen populasi negara kaya telah menerima setidaknya
satu dosis vaksin, sementara di negara miskin baru 6,48 persen,” kata
Jokowi dalam pidato di Konferensi Tinggi Tinggi (KTT) Asia-Europe Meeting
(ASEM) ke-13 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor.
Selain itu, Jokowi juga menyoroti lebih dari 100 juta dosis vaksin di negara G7
tidak terpakai dan kadaluwarsa. Di saat yang sama, hampir 80 negara tidak
mencapai target vaksinasi 40 persen populasi di akhir tahun 2021.
Jokowi pun mengajak seluruh pemimpin negara di dunia untuk bekerja sama
mencapai target vaksinasi WHO dengan sekam dose-sharing atau berbagi dosis
vaksin.
“Saya mengajak semua mengubah situasi ini. Target
vaksinasi WHO harus dicapai semua negara. Untuk itu, dose-sharing harus
digalakkan, produksi vaksin dinaikkan, dan kapasitas penyerapan negara penerima
vaksin ditingkatkan,” kata Jokowi.
Dalam jangka panjang Jokowi mengajak para pemimpin ASEM
untuk terus memperkuat tata kelola dan arsitektur kesehatan global. Ini akan
menjadi salah satu agenda utama dalam Presidensi Indonesia di G-20.
Baca artikel CNN Indonesia “Jokowi Soroti Ketimpangan Vaksin Negara Kaya
dan Miskin di KTT ASEM” selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20211126220547-106-726691/jokowi-soroti-ketimpangan-vaksin-negara-kaya-dan-miskin-di-ktt-asem.