Lebak (Kabar Nusantara) – Muslih, seorang Sopir Angkutan Kota (Angkot) jurusan Rangkasbitung-Kolelet yang dituding tidak bertanggungjawab kepada penumpang siswi SMK Negeri 2 Rangkasbitung yang terjatuh menghindari jalan berlubang di Jalan Kolelet tepatnya di Tikungan Lebong Kabupaten Lebak memberikan klarifikasinya, Selasa (28/10/2025).
Diketahui, siswi itu bernama Nayla Yulianti putri dari Nunung (52) Warga Desa Wirana, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Lebak.
Menurut keterangan, insiden yang telah menimpa siswi SMK Negeri 2 Rangkasbitung itu di luar prediksi Muslih selaku Sopir Angkot, karena terjadi secara tiba-tiba. Ketika jatuh, posisi duduk Nayla tepat di pintu masuk sambil asyik memainkan ponselnya tanpa pegangan.
Akibatnya mobil yang hanya melaju dengan kecepatan 20 km/jam saat melintas di Tikungan Lebong menghindari jalan berlubang membuat Nayla tersungkur jatuh keluar hingga mengakibatkan tubuhnya luka-luka dan dilarikan ke klinik untuk mendapatkan pertolongan pertama.
“Pada saat kejadian, di dalam angkot yang saya kendarai ada empat orang penumpang, dua di antaranya anak sekolah SMA. Nah, Neng Nayla anak Pak Nunung ini duduknya di depan pintu masuk sambil memainkan ponselnya, otomatis tangannya tidak pegangan. Saat melaju di kecepatan hanya 20 km/jam saya sudah berikan imbauan agar Neng Nayla tidak duduk dekat pintu,” terang Muslih kepada awak media, Selasa (27/10/2025) di kediamannya.
Kemudian selang berapa lama, lanjutnya, di jalan Kolelet terlihat ada jalan lubang, karena kondisi jalan kosong Muslih pun menghindari lubang khawatir jika dipaksakan masuk lubang malah terjadi kecelakaan fatal.
“Ketika saya menghindari jalan berlubang mungkin Neng Naila kaget dan akhirnya jatuh, saya langsung berhenti dan membawa Neng Nayla ke klinik terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sambil menunggu perawatan saya juga mencari tahu Neng Nayla anak siapa dan tinggal di mana dan ternyata saya kenal keluarganya, kebetulan satu wilayah dengan saya di Desa Wirana. Jadi saya heran kalau disebut tidak bertanggungjawab,” lanjut Muslih.
Muslih juga menjelaskan, selepas insiden kecelakaan karena merasa ada kedekatan emosional, dirinya bersama keluarga berupaya menyelesaikan persoalan dengan berbicara baik-baik kepada Nunung selaku orang tua Nayla. Dia pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada putrinya sewaktu naik angkot yang ditumpanginya. Namun sayangnya, niat itu tidak disambut baik. Ketika Muslih bersama keluarga mendatangi kediaman Nunung, malah mendapatkan perlakuan tidak mengenakan.
“Sebenarnya dalam hal ini perlunya kedewasaan karena kalau dibiarkan berlarut-larut kan gak enak namanya sama tetangga masa seperti bermusuhan. Apalagi sambil menuduh tidak bertanggungjawab. Walaupun saya hanya sopir angkot tapi saya mengerti arti kekeluargaan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Muslih juga menegaskan bahwa tidak ada pengeroyokan apalagi pengrusakan di rumah Nunung.
“Perlu ditegaskan bahwa tidak ada pengeroyokan apalagi sampai merusak kaca rumah Pak Nunung ya, yang ada malah kami yang pertama dimarahi olehnya,” tegasnya.
Sementara itu, Keluarga Muslih, M. Yusuf Efendy berharap persoalan ini bisa segera diselesaikan karena apabila berlarut-larut dikhawatirkan akan menjadi opini liar.
“Semoga semua pihak bisa menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin tanpa ditunggangi oleh pihak lain,” harapnya.
Di sisi lain, berkaitan dengan hal tersebut, awak media masih mencoba melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait. (Sastra/Red)











