Kabar-nusantara.com, Ratusan hektar sawah di desa Randomayang dan desa Kasoloan Kecamatan Bambaira Kabupaten Pasang kayu, tidak produksi di sebabkan karena bendungannya rusak, jebol dan hanyut.
Dalam keterangannya Kepala Desa Ulai Sahabuddin menjelaskan bahwa memang ada ratusan hettar sawah di daerah ini menjadi lahan tidur tidak terolah karena tidak adanya air, dulu ada bendungan tapi hanya beberapa waktu saja sudah rusak, tanggulnya jebol dan hanyut.
Lebih lanjut Sahabuddin mengatakan, Jika ada pihak yang punya niat baik untuk membantu masalah pengairan sawah ini kami siap memenuhi pensyaratan jika ada program untuk kepentingan masyarakat, kami selaku pemerintah desa sangat mendukung dan memberikan apresiasi sepenuhnya harap Kades Ulai, Sahabuddin saat di temui tim LPA dan wartawan di kediaman 28 Nopember 2020
Di tempat yang berbeda salah satu tokoh masyarakat, Umar Bambaira, mendadatangi kantor DPC Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (LPA) di Pasang kayu, di jalan Sultan Hasanuddin, dan di terima langsung oleh ketua LPA (Andi Aco ) dan timnya bersama wartawan Korlip Sulbar (Salman S pd) menyampaikan bahwa di Kecamatan Bambaira ada ratusan hettar sawah yang terlantar, tidak terolah sudah – + sepuluh tahun (10) lamanya.
Hari itu juga tim dari LPA dan wartawan menindak lanjuti pengaduan Saudara (Umar Bambaira) langsung menuju ke lokasih untuk melakukan croschek. Dan benar ada sawah luas, tapi sudah bongkor dan irigasinya hampir tidak nampak karena sudah tertutup rumput.
Dilanjutkan meninjau bekas bendungan sawah tersebut diantar oleh Umar Bambaira selaku tokoh masyarakat yang peduli dan prihatin dengan kondisi masyarakat petani sawah di daerah tersebut. Namun yang nampak hanya sungai tidak ada lagi tanda tanda bendungan.
Saat Umar Bambaira menunjuk kearah bekas bendungan tersebut kami pun dari tim masih bingung karena arah yang di tunjuk sudah sama sekali tidak ada tanda bahwa pernah ada bangunan bendungan di tempat itu. Kondisi sepanjang sungai, katanya di situ dulu bendungan yang di tunjuk sudah terlalu dalam dari permukaan.
Imformasi dari masyarakat setempat penyebab rusak dan hilangnya bendungan karena mengambilan pasir oleh perusahaan PT Passokkoran terlalu dekat dengan bendungan, sepanjang sungai sekitar bendungan selalu di kerok pasirnya sehingga bantaran sungai semakin dalam” Katanya.
(Bung Salman S. Pd.)