Lhokseumawe(Kabar Nusantara)
Sejarah baru tercipta di dunia akademik Aceh. Prof. Dr. Tgk. H. Muntasir A. Kadir, S.Ag., M.A., sosok ulama intelektual dan Pembina Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia (UNISAI), resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Politik Islam pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh (Unimal).
Beliau menjadi Guru Besar Politik Islam pertama baik di unimal maupun di Aceh, sekaligus simbol bersatunya tradisi pesantren dan perguruan tinggi dalam membangun peradaban keilmuan.
Di Lhokseumawe Jumat, 11 Juli 2025 di Gedung ACC Unimal, dan ditandai dengan penyematan lencana Guru Besar oleh Rektor Universitas Malikussaleh, Prof. Dr. Herman Fithra, Asean.Eng.
Penetapan jabatan akademik tertinggi ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 01941/E4/DT.04.01/JAD/2024.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul
“Kontekstualisasi Gagasan dan Pemikiran Ulama Dayah dalam Pembangunan Politik di Aceh”, Prof. Muntasir menegaskan urgensi menghadirkan kembali nilai-nilai politik Islam ke dalam sistem demokrasi modern. Menurutnya, politik dalam perspektif Islam bukan semata tentang kekuasaan, tetapi tentang amanah, keadilan, dan keberpihakan terhadap rakyat.
“Saat pemikiran ulama hanya tertinggal di lembaran kitab kuning tanpa aktualisasi, maka politik kehilangan arah moralnya. Aceh membutuhkan bangunan politik yang tidak hanya demokratis, tetapi juga bernurani. Dan itu bisa digali dari warisan pemikiran ulama dayah,” tegas beliau dalam orasinya yang mendapat aplaus panjang dari hadirin.
Prof. Dr. Herman Fithra, Asean.Eng., Rektor Unimal dalam sambutannya menyampaikan bahwa
Prof. Muntasir selain sebagai Guru Besar pertama dalam bidang Politik Islam di Universitas Malikussaleh, juga menjadi representasi konkret bahwa pesantren bukan hanya sumber moralitas, tetapi juga lumbung intelektual yang mampu berbicara di ruang-ruang ilmiah nasional.
“Prof. Muntasir adalah figur akademisi yang melampaui sekat-sekat institusional. Ia adalah jembatan hidup antara ilmu syar’i dan ilmu sosial-politik kontemporer, ujar rektor unimal
Acara pengukuhan turut dihadiri para tokoh nasional dan daerah, ulama, akademisi, serta pejabat publik. Di antara yang hadir adalah:
• Abu MUDI (Pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga)
• Rektor UNISAI, Dr. Tgk. Muhammad Abrar Azizi, M.Sos.
• Wakil Bupati Bireuen, Bapak Ir. H. Razuardi, MT
• Anggota DPRA Komisi VI, Waled Landeng
Ketua STIS Al-Aziziyah Sabang, Dr. Tgk. Muslem Hamdani, M.A.
• Pimpinan Dayah-Dayah mitra, Dosen, dan Civitas akademika UNISAI dan Unimal.
Abu Mudi yang hadir dalam Acara pengukuhan tersebut terlihat penuh haru dan bahagia, Abu MUDI, selaku guru sekaligus mertua Prof. Muntasir, menyampaikan
“Hari ini, saya saksikan langsung bagaimana perjuangan ilmu dibalas Allah dengan kemuliaan. Prof. Muntasir bukan hanya menantu saya, tetapi anak rohani saya yang membawa ruh perjuangan dayah ke ruang akademik. Gelar ini adalah amanah untuk terus membimbing umat dan ini cita-cita saya agar alumni Dayah bisa hadir dalam semua dimensi kehidupan masyarakat.”
Rektor UNISAI, Dr. Tgk. Muhammad Abrar Azizi, M.Sos., turut menambahkan:
“Sebagai institusi yang dilahirkan dari denyut nadi pesantren, UNISAI bangga memiliki pembina sekaliber Prof. Muntasir. Ia tidak hanya mengembangkan struktur kampus, tetapi membangun jiwanya. Pengukuhan ini bukan akhir, tetapi awal peran besar untuk membentuk generasi Islam berwawasan kebangsaan.”
“bagi kami UNISAI Ayah Prof. Muntasir adalah kompas moral, intelektual dan keilmuan serta contoh konkrit bahwa ilmu dan iman bisa berjalan seiring. Kita bangga dan bersyukur atas pencapaian monumental ini.” lanjut Rektor
Penutup:
Inspirasi dari Dayah untuk Bangsa
Pengukuhan ini tidak hanya menjadi catatan sejarah bagi Universitas Malikussaleh, tetapi juga meneguhkan bahwa Aceh dan Dayah tidak pernah kehabisan stok intelektual organik yang mampu memberi arah dan makna bagi pembangunan bangsa.
Dengan menyandang gelar Guru Besar Ilmu Politik Islam, Prof. Dr. Tgk. H. Muntasir A. Kadir, S.Ag., M.A., telah menapaki jenjang tertinggi dalam karier akademik, namun lebih dari itu, ia tengah menapaki jalan panjang untuk terus memadukan ilmu, iman, dan perjuangan demi tegaknya nilai-nilai Islam dalam tatanan sosial-politik yang adil dan beradab