Kabar-nusantara.com, [Sukabumi], Dalam menyikapi isu yang beredar di tengah Warga Masyarakat Kalapanunggal. Terkait karyawan lokal yang bekerja di Perusahaan Star Energy [SE] dan PT. Angsa Emas. dalam area proyek Pabum [Panas Bumi] Gunung Salak Sukabumi-Bogor. ada indikasi terkena covid 19.
Camat Kalapanunggal selaku pemangku kebijakan wilayah Kecamatan bersama dengan Forkopimcam lainnya. Mengundang rapat pihak-pihak terkait termasuk perusahaan itu. Untuk menyamakan pandangan. Rapat berlangsung di aula kantor Kecamatan Kalapanunggal Senin, [12/10/20].
Agenda rapat dengan tema “Menyamakan Persepsi” ini merupakan yang kedua kalinya yang di inisiasi oleh Camat Kalapanunggal, Arif Solihin. Hadir dalam rapat itu Kapolsek dan Komendan Koramil Kalapanunggal, serta 4 Kepala Desa, Ormas dan OKP serta KNPI. Namun di sayangkan oleh banyak pihak, dalam rapat kali ini pihak SE hadir terlambat 29 menit setelah rapat dinyatakan di tutup.
Rapat tidak berlangsung lama setelah di buka oleh Arif Solihin. Di akhir pidatonya pada sesi pembukaan Arif Solihin, memberikan tawaran kepada seluruh audience yang hadir untuk menjadi bahan masukan “dialog adalah tindakan yang akan kita lakukan kedepan.” papar Arif Solihin.
Sementara itu Kades Palasarigirang, Ujang Ma’mun menyampaikan rasa kecewa yang mendalam di depan forum rapat atas perilaku Perusahaan terhadap Warganya. Karena hasil konfirmasi ke pihak perusahaan tak ada jawaban yang meyakinkan. “Tetapi malah ada kesan saling memojokkan.” imbuh nya.
Dilain tempat seorang warga menyampaikan hal serupa. Ia melihat perlakuan perusahaan terhadap saudara kandungnya sendiri atas musibah yang di alami selama tiga minggu sejak di rumahkan pada bulan September lalu. Dengan alasan terindikasi positif covid 19.
Seorang operator, karyawan di Gn salak diduga menjadi awal penyebabnya. Penanganannya pun tidak sesuai dengan protokol Gugus Tugas Covid 19. Dan yang lebih menyedihkan lagi ketika seorang anak laki-lakinya yang baru berusia 5 tahun harus menerima beban moral, karena dikhawatirkan ada dampak sosiologi yang berkepanjangan bagi sang Anak.
“ketika si anak ingin bermain bersama teman lainnya, kami bagian dari keluarga merasa ada diskriminasi dari lingkungan di sekitar rumahnya,” Pungkas Jiri kepada media di kantor Forum.
Rapat terjadi keos dengan tidak hadir nya pihak Perusahaan yang bersangkutan, di akhir acara rapat, Arif Solihin menyimpulkan bahwa kita selaku warga yang santun dan kami atas nama birokrat akan terus bersurat kepada Perusahaan dalam menyampaikan aspirasi warga kami, serta menyelesaikan berbagai isu yang berkembang di masyarakat. “Kalaupun ada ormas ingin menyampaikan aspirasinya silahkan tapi kami berpesan sampaikan dengan cara yang santun dan jangan anarkisme.” pungkas nya.
(Dedy Kobra)