Aceh Timur (kabar-nusantara.com) – Kapolres Aceh Timur AKBP Andi Rahmansyah, SIK berjanji akan menindak tegas para mafia yang menggunakan kapal pukat harimau (trawl) yang beroperasi di perairan laut Aceh Timur. Hal tersebut disampaikan diruang kerjanya. Selasa (13/12).
Kapolres Aceh Timur secara spontan menghubungi Kasatpolair dan memerintahkan penyelidikan terhadap berita pukat harimau yang kerap beroperasi di perairan Aceh Timur dan telah meresahkan nelayan tradisional di wilayah tersebut.
“Saya perintahkan sekarang, Kasatpolair untuk segara lakukan penyelidikan terhadap informasi adanya pukat harimau diperairan Aceh Timur. Jika kedapatan ada pukat harimau yang beroperasi segera tangkap dan proses,” tegas Kapolres Andi.
Diberitakan indometroaceh sebelumnya. Baca : “Nelayan Tradisional Menjerit, Pukat Harimau Merajalela di Aceh Timur” Menanggapi keluhan dan nasib nelayan kecil akibat keberadaan pukat Trawl Kapolres berjanji akan tindak tegas pelaku.
Kapolres Andi menjelaskan bahwa pukat harimau tidak boleh beroperasi di laut, karena dapat merusak ekosistem laut, “Pukat harimau jelas di larang, karena dapat merusak ekosistem laut,” kata Kapolres.
Selain itu, Kapolres Andi Rahmansyah juga mengingatkan kepada semua pihak agar tidak menyalahgunakan BBM bersubsidi. “Satu lagi, jangan coba coba bermain atau menyalahgunakan BBM bersubsidi di Aceh Timur,” tamdas Kapolres Aceh Timur.
Diberitakan sejumlah media daring sebelumnya, beberapa nelayan tradisional di perairan Aceh Timur resah dan mengeluh terhadap maraknya Pukat harimau. beroperasi di perairan Aceh Timur.
Bustami, salah satu nelayan asal Desa Pusong Idi Rayeuk mengaku rugi belasan juta rupiah, akibat 97 buah bubu perangkap kepiting (rajungan) miliknya, yang dipasang 1 mil jaraknya dari bibir pantai Kuala Idi raib akibat terseret Pukat harimau beberapa waktu lalu.
Nasib yang sama juga di alami nelayan tradisional di Kuala Simpang Ulim, M.Yusuf. Ia mengaku bahwa sarang Ikan (tuah) miliknya yang baru se-minggu di bangun juga hilang terseret jaring pukat harimau.
Oleh karena itu, para nelayan sangat berharap Dinas terkait dan aparat penegak hukum untuk segera menertibkan Pukat harimau yang sudah sangat meresahkan.
Nelayan kecil mengaku, selain perangkap ikan miliknya menjadi korban keganasan pukat harimau, pendapatan nelayan kecil selama ini semakin menurun, karena ikan ikan semakin langka sejak pukat Trawl marak beropersi di perairan Aceh Timur.
(Razali)