Agamua (kabar-nusantara.com) – Dr. Abisay Kogoya, S. Pd,. M. Si, Kadis Tenaga Kerja, Transmigrasi, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, dari hasil pameran ini, kami melihat ada minat tertentu dari anak-anak asli Papua pegunungan ingin maju, Rabu (16/08/2023).
Kogoya mengatakan seperti stan-stan kedai kopi, noken dan seluruh atribut budaya yang di jual, itu hasil usaha sendiri anak-anak asli Papua pegunungan, saya fikir itu yang harus perlu ditingkatkan.
“Supaya mereka mengelola sendiri dari hasil tanahnya, sehingga kopi tanam di tanah sendiri, tanah tidak dibeli. Mempunyai tanah dan lahan, tinggal mengelola dia untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,”katanya.
Kogoya menjelaskan misalnya kopi tanam di kebun mereka sendiri, tidak membeli tanah. Jadi tanam dan menjual hasil untuk mereka sendiri, ini yang perlu diperhatikan oleh pemerintah atau BUMN yang bisa membantu, memodali dan melihat mereka seperti itu.
“Seluruh Bank yang ada di Papua pegunungan harus ada perhatian begitu, misalnya bantuan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus jenis lain, melihat anak-anak asli ini. Sebenarnya banyak minat tetapi yang kurang saat ini modal mereka saja,” jelasnya.
Kogoya menuturkan lalu setelah memberikan bantuan tidak bisa lepas, tetapi ada pembimbingan, sampai dia sudah mahir lalu menjalankan sendiri. Sebenarnya bisa tetapi kembali kepada modal dan pembimbingan.
“Dinas-dinas terkait tidak hanya melakukan pelatihan lalu lepas, itu tidak mungkin sukses, seharusnya setelah lakukan pelatihan dan membimbing terus sampai sudah mandiri,” tuturnya.
Kogoya mengungkapkan jadi kita menciptakan SDM harus melihat dulu, mereka ingin kelola apa, memberikan pelatihan dan jalan untuk bisa mendapatkan modal, mendorong terus dengan bimbingan sampai melihat kalau bisa mandiri lalu lepas seperti itu.
“Pemerintah harus diperhatikan mama-mama taru noken dan aksesoris lain, kreativitas mama-mama yang harus diperhatikan. Pemerintah melihat itu. Tidak boleh kita bersuara di mengawang-awang tetapi harus melihat hal kecil seperti itu,” ungkapnya.
Kogoya menegaskan kita bersuara mengawang-awang itu bersabar, apalagi kita ini DOB pemprov papua pegunungan. Sehingga kita harus dimulai dengan kearifan lokal dan keberpihakan kepada masyarakat itu penting.
“Kami siap membina pelatihan-pelatihan di bidang apa saja, perbengkelan, pertukangan dan ekonomi kreatif. Kami sebagai dinas teknis untuk memberikan pelatihan, kendala saat ini belum mempunyai Balai Latihan Keterampilan (BLK ) di Prov.Papua pegunungan,” terangnya.
Kogoya mengatakan sehingga kedepan BLK akan dibangun berarti, semua bidang pelatihan apapun itu, kami akan memberikan pelatihan kepada generasi muda yang ingin berkreasi.
“Memberikan pelatihan. Supaya hidup mandiri dan menciptakan lapangan kerja. Terpenting mereka mendapatkan keterampilan, pelatihan dan pembelajaran seperti itu,” katanya.
Menggapai itu Lemeus Gombo, Pemilik Kopi Emas Hitam Papua (Papua Black Gold Coffee) mengatakan, setelah kami mengikuti kegiatan pameran dalam rangka HUT RI ke-78, koperasi kopi Lapago atau Kopi Emas Hitam Papua (Papua Black Gold Coffee) merasa sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan
Lebih lanjut Gombo mengatakan kepada pemerintah yang mana telah menyediakan tempat bagi kami pemilik kopi emas Hitam Papua (Papua black gold coffee).
“Sehingga kami boleh dapat mengikuti kegiatan presentasi hasil UMKM atau ekonomi kreatif pajangan pameran di tempat ini, turut mengambil bagian menyediakan ubi bakar dan kopi gratis dengan mesin-mesin yang bagus,” katanya.
Gombo menjelaskan melayani setiap customer yang datang di tempat ini, hari pertama melakukan pelayanan dengan gratis tanpa bungut biaya sedikitpun. Sebab apa yang kami ingin kelola dengan nilai seperti itu
“supaya masing-masing orang merasakan kedamaian dalam hati, sesudah menikmati kopi, Kopi ini saya mengambil dari 40 distrik kab. Jayawijaya. Tetapi saya fokus membawa dalam pameran saat ini, kopi dari distrik Bpiri kab. Jayawijaya seperti itu,” jelasnya.
Gombo mengungkapkan tetapi kami mengambil juga dari kabupaten lain, yaitu kopi Tangma kab. Yahukimo, Tiom Kab. Lani Jaya dan kab. Yalimo. Pihaknya mengaku pengurus kamar dagang industri, sehingga menambung kopi dalam koperasi Kopi Kadin Lapagao ( Papua Black Gold coffee)
“Kami berharap setelah mengikuti kegiatan pameran ini mohon kepada pemerintah dan OPD terkait tolong memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan pelaku-pelaku UMKM atau bagi siapa yang terlibat ekonomi kreatif yang mempresentasikan dalam pajangan pameran ini,” katanya.
Gombo berharap pemerintah mengakomodir semua data untuk petani kopi dan pelaku UMKM kab. Jayawijaya, sebab UMKM merupakan pusat untuk kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di UMKM seperti itu.
“Kami menyampaikan terimakasih banyak kepada dinas ketenagakerjaan telah datang mensport dan membantu dengan bantuan dana yang luar biasa. Sehingga kami menyampaikan terimakasih banyak,” katanya.
Sementara itu Aman Kogoya, sekretaris KNPI Provinsi papua pegunungan pengunjung pameran Kopi Hitam Emas Papua mengatakan, saya memberikan apresiasi kepada Lemeus Gombo mempunyai inisiatif dan mengembangkan potensi dirinya sendiri sehingga merangsang anak-anak asli Papua untuk mengikuti jejak.
Kogoya mengatakan dalam hal untuk merajut kopi, mengembangkan potensi dan meningkatkan ekonomi kerakyatan. Jadi potensi kita daerah lapago khususnya untuk prov. Papua pegunungan. Ini salah satu anak muda mempunyai inisiatif untuk mengembangkan potensi yang ada di prov. Papua pegunungan.
“Saya atas nama pribadi memberikan apresiasi dan saya berharap semoga kedepan banyak anak-anak muda yang bisa muncul untuk mengembangkan potensi mereka,” katanya.
Kogoya menjelaskan tidak hanya di kopi tetapi diberbagai macam sektor entah itu pertanian, perikanan dan mengembangkan potensi. Sesuai perkembangan jaman dan tantangan global saat ini.
“Jadi saya berharap anak-anak muda di prov. Papua pegunungan bisa mengambil contoh dan ini memberikan suatu edukasi kepada kita, untuk bersaing dengan teman-teman nusantara lain,” jelasnya.
Kogoya mengingatkan supaya kita bersaing sehat dalam hal bertahan hidup dan ekonomi kreatif. Bersyukur karena saat ini banyak anak-anak muda meningkatkan ekonomi kerakyatan petani di distrik kab. Jayawijaya, Lani Jaya.
“Dengan kehadiran mereka petani kopi meningkatkan ekonomi, apalagi anak daerah bisa melihat sendiri tantangan yang ada di masing-masing kampung seperti itu,” pungkasnya. (Obock I Silak)