Jakarta (kabar-nusantara.com) –
Memasuki era varian Omciron virus Covid-19, vaksinasi menjadi salah satu upaya
penting untuk menghentikan pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak
penghujung 2019 silam. Sasaran vaksin Covid-19
ini tak hanya orang dewasa dan lansia, namun juga anak-anak. Dosis lengkap
vaksin Covid-19 dinilai perlu untuk melindungi mereka dari paparan virus dan
gejala yang parah. Dilansir dari laman kompas.com (18/12/2021).
Agar para orang tua dan
support system sekitarnya tak ragu mengizinkan vaksinasi kepada buah hati, Anda
perlu menyimak beberapa informasi akurat mengenai vaksin Covid-19.
Mitos dan fakta tentang vaksin Covid-19 untuk anak – Dilansir dari Centers for
Disease Control and Prevention (CDC), berikut adalah beberapa mitos dan fakta
tentang vaksin Covid-19 untuk anak:
Mitos 1: Vaksin COVID-19
untuk anak-anak tidak aman – Faktanya, vaksin COVID-19
untuk anak-anak antara usia 6 hingga 11 tahun telah melalui evaluasi menyeluruh
untuk memastikan keamanannya. Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
telah mengeluarkan rekomendasi pembaruan terkait pemberian Vaksin COVID-19
(Coronavac) pada anak usia 6 tahun ke atas.
Hal ini terkait dengan
dikeluarkannya izin penggunaan dalam keadaan darurat (EUA) vaksin Coronavac
produksi Sinovac untuk anak berusia 6 – 11 tahun oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) serta telah dimulainya pembelajaran tatap muka.
Dalam uji klinis, efek
samping vaksin Covid-19 untuk anak terbilang ringan dan mirip dengan efek
terhadap orang dewasa. Efek samping yang paling umum adalah lengan yang sakit.
Efek samping ini mungkin dapat memengaruhi kemampuan anak untuk melakukan
aktivitas sehari-hari, tetapi akan hilang dalam beberapa hari.
Mitos 2: Lebih baik
imunitas alami usai terinfeksi Covid-19 dibandingkan vaksinasi. Faktanya, memberikan
vaksin untuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas adalah salah satu cara terbaik
untuk melindungi mereka dari infeksi Covid-19.
Tidak seorang pun boleh
mencoba mengekspos dirinya atau orang lain dengan Covid-19 dengan sengaja untuk
mendapatkan apa yang disebut sebagai kekebalan. Risiko anak-anak terinfeksi
Covid-19 mirip dengan orang dewasa. Anak-anak yang tidak
divaksinasi dan terkena Covid-19 juga dapat berisiko mengalami kondisi
pasca-Covid-19 yang berkepanjangan, rawat inap, sindrom inflamasi multisistem
(MIS-C) , hingga kematian.
Memvaksinasi anak-anak berusia 6 tahun ke atas
dapat membantu melindungi mereka dari tertular Covid-19, serta membantu menghentikan
penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Mitos 3: Anak-anak tidak dirugikan secara serius
oleh Covid-19 – Faktanya, manfaat
vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6 hingga 11 tahun lebih besar daripada
risiko yang diketahui dan risiko potensial. Mendapatkan vaksinasi Covid-19 dapat melindungi
anak yang berusia 6 tahun ke atas dari infeksi Covid-19.
Ini juga dapat melindungi
anak dari gejalabyang parah, rawat inap, atau komplikasi jangka panjang jika
mereka terkena Covid-19. Dalam uji klinis vaksin
Covid-19 yang dilakukan terhadap ribuan anak, tidak ada masalah keamanan serius
yang diidentifikasi setelah vaksinasi, dan efek sampingnya ringan serta tidak
memiliki efek jangka panjang. Beberapa anak tidak mengalami efek samping dan
efek samping yang serius pun jarang terjadi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Varian Omicron, Begini
Mitos dan Fakta Keamanan Vaksin Bagi Anak-anak”, Klik untuk baca: https://www.kompas.com/wiken/read/2021/12/18/064600681/varian-omicron-begini-mitos-dan-fakta-keamanan-vaksin-bagi-anak-anak?page=2.