Mukomuko (Kabar-Nusantara.com) – Banyak orang mengira wartawan bergaji besar, tetapi saat hal itu ditanyakan kepada seorang jurnalis di Mukomuko, Bengkulu, ia balik bertanya, berapa gaji wartawan? Setahuku tidak semua wartawan punya gaji besar, hanya beberapa perusahaan pers yang wartawanya mendapatkan gaji besar. Kebanyakan yang lain justru tak mendapat gaji.
Jika melihat kinerjanya wartawan justru di tuntut untuk bekerja keras dalam meliput suatu peristiwa, mengejar nara sumber dan mewawancarainya agar memperoleh bahan berita. Karena tiap hari wartawan harus setor berita, agar perusahaan media dimana dia bernaung itu bisa berjalan.
Artinya wartawan tanpa gajipun harus tetap berjalan dan harus tahan lapar, demi untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkuwalitas untuk disajikan kepada masyarakat luas. Tapi sayang sekali jurnalis yang telah rela berjuang dengan susah itu sering di anggap menjadi penghalang bagi orang-orang tertentu atau para pejabat tertentu. Dan kemudian melecehkan atau juga mengusir, bahkan ada yang sampai tega menganiaya wartawan.
Bercerita tentang nasib awak media, banyak kisah-kisah yang mengerikan di intimidasi bahkan ada yang sampai di bunuh. Begitu beratnya tugas seorang wartawan, begitu besar resiko yang di hadapi, demi sebuah berita untuk di sajikan kepada masyarakat. Hujan petir panas teriknya matahari harus mereka tembus agar tetap dapat menyajikan sebuah informasi yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Sinema, seorang jurnalis menyatakan, sering terjadi peristiwa buruk menimpa kami, apa bila kami menulis berita fakta tentang orang-orang yang berkuasa dan punya uang. Jika mereka merasa terganggu atau mereka merasa dirugikan, maka kami akan di singkirkan di perusahaan media tempat kami bernaung, karna mereka punya kuasa dan punya uang. Inilah penderitaan kami wartawan tanpa gaji.
news value (nilai berita)
Idealnya atau kalau menurut bahasa wartawan sesuai Undang-undang Pers nomor 40 tahun 1999 wartawan dan pers itu mempunyai peran yang sangat penting. Selain berfungsi menyiarkan informasi, media atau wartawan juga berfungsi mendidik mengajak dan menyajikan ilmu pengetahuan di ruang umum bagi masyarakat pembaca, yaitu masyarakat dan bangsa Indonesia.
Di dalam zaman kemajuan informasi dan teknologi sekarang ini idealita dan realita tidak bisa dipisahkan karena kedua kata itu memiliki kesamaan dan kepentingan dengan wartawan. Menyampaikan informasi yang sesuai dengan idealita dan realita haruslah berimbang (balanced)
Berita yang di tulis oleh seorang wartawan dan di dipublikasikan di media massa, baik yang positif maupun negatif akan begitu cepat diketahui oleh masyarakat luas, sehingga akan mempengaruhi cara berfikir masyarakat itu sendiri.
Sebaliknya manakala wartawan menulis informasi yang dipublikasikan itu bohong, fitnah dan mengundang permusuhan, akan menimbulkan dampak negatif dan bahkan bisa menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Maka kata kuncinya adalah perlu kejujuran dari setiap wartawan dalam menulis berita, dalam menyampaikan informasi yang benar, jujur, sesuai dengan fakta dilapangan. Karena wartawan dalam mengenban profesi jurnalistiknya juga di dituntut untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.” tutupnya. (Sinema Laia)