Aceh Timur (Kabar Nusantara) – Ex Kombatan GAM berharap agar tidak memakai lambang GAM pada atribut Bacaleg PDIP supaya tak menimbulkan polemik yang bisa berakibat kesenjangan sosial dan kesalah pahaman.
Ex Kombatan GAM terhadap oknum bacaleg PDIP yang membawa lambang GAM dalam postingan dimedia sosial tiktok dan juga WA grup yang beredar.
“Kami melihat ucapan selamat merayakan hari raya idul Fitri mohon maaf lahir dan batin, dalam foto terlihat oknum memakai les GAM di badannya, merah putih dan hitam, warna yang setiap warnanya mempunyai makna tersendiri dalam garis perjuangan GAM,” katanya.
Misalnya garis putih bermakna suci, warna merah darah indatu (moyang), warna hitam bermakna sejarah kelam bangsa Aceh hidup penuh kegelapan dan melawan penjajah Belanda dan Jepang pada masa itu.
“Itulah sebabnya kami dari pihak Ex Kombatan Gerakan Aceh Merdeka melarang Bacaleg PDIP mengunakan simbol tiga warna di baju yang di gunakan dalam ucapan selamat hari raya Aidul Fitri dengan mengatas namakan Bacaleg partai PDIP, ” ujarnya.
Permasalahan telah tersebar luas dan menjadi pembicaraan di kalangan GAM, karena oknum Bacaleg PDIP dianggap mencari sensasi di balik lambang tiga warna yang dia pakai.
“Kami masyarakat Aceh pada umumnya dan anggota Kombatan Gerakan Aceh Merdeka, yang sepakat dengan MOU HELSINKI oleh kedua belah pihak antara GAM dan RI hingga lahirlah Partai lokal di Aceh,” tambahnya.
Pemerintah Indonesia memberikan kebebasan kepada masyarakat Aceh, termasuk ex GAM untuk menjalankan Pemerintah sendiri seperti tertuang dalam UUPA Itu.
Sementara itu Komandan pleton Sagoe Idi Cut Tgk Saiful Pon Angko, menjelaskan kepada awak media Partai Politik lokal Aceh yang di awali dengan perjanjian dengan GAM di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2006, itu Sejarah panjang hubungan Jakarta dengan Aceh yang berada pada titik konflik, menjadi penandatangan damai. (dws)
