![]() |
Foto: Fahri Hamzah (Lamhot Aritonang) detiknews.com |
Baca artikel detiknews, “Fahri Hamzah Bela UAS yang Ditolak Singapura: Negara Seupil Aja Belagu!” selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6082834/fahri-hamzah-bela-uas-yang-ditolak-singapura-negara-seupil-aja-belagu.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Baca artikel detiknews, “Fahri Hamzah Bela UAS yang Ditolak Singapura: Negara Seupil Aja Belagu!” selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6082834/fahri-hamzah-bela-uas-yang-ditolak-singapura-negara-seupil-aja-belagu.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Jakarta (kabar-nusantara.com) – Pemerintah Singapura menolak Ustaz Abdul Somad
(UAS) masuk ke negaranya dengan alasan ‘penceramah ekstremis’. Wakil Ketua Umum
Partai Gelora Fahri Hamzah berang dengan sikap Singapura terhadap UAS. Dilansir
dari laman detiknews.com, Rabu, 18 Mei 2022 10:56 WIB
“Negara seupil aja belagu!” kata Fahri Hamzah
menyentil sikap Singapura seperti dalam keterangan tertulis DPP Partai Gelora,
Rabu (18/5/2022).
Fahri Hamzah menjelaskan lebih lanjut alasannya berang
terhadap Singapura. Dalam cuitan akun Twitternya @fahrihamzah, dia menyebut
setiap orang berhak melintasi negara, bahkan diatur dalam statuta ASEAN.
“Di alam demokrasi, melintas negara adalah HAM. Statuta
ASEAN juga mengatur itu. Makanya nggak perlu visa. Negara tidak perlu
menjelaskan kenapa seseorang diterima karena itu hak. Tapi negara wajib
menjelaskan kenapa seseorang ditolak,” kata Fahri Hamzah.
Tak cuma itu, Fahri Hamzah juga mengkritisi sikap
keimigrasian Singapura yang justru mengurus persoalan ceramah hingga pandangan
politik orang lain yang hendak berkunjung ke negara tersebut. Menurutnya,
keimigrasian hanya bertugas menjaga perbatasan dengan memastikan kelengkapan
dokumen.
“Dalam prinsip keimigrasian modern tugas penjaga
perbatasan imigrasi hanya memastikan kelengkapan dokumen. Dia tidak memeriksa
ceramah atah pandangan politik orang apalagi yang disampaikan di
majelis-majelis keilmuan. Makanya perbatasan cukup pakai cap jari atau pengenal
wajah,” ujar dia.
“Dalam prinsip keimigrasian modern, pelayanan imigrasi
sejatinya mempermudah silaturahim antarsesama manusia yang berada di satu
negara dengan yang berada di negara lainnya. Negara tidak perlu memiliki
kecemasan berlebihan sebab pada dasarnya people to people contact tak bisa
dihindari,” imbuhnya.
Lebih jauh, dia juga menyorot sikap Singapura yang terkesan
islamophobia. Dia menyinggung UAS datang ke Singapura dengan tujuan wisata,
bahkan ada bayi di bawah usia 1 tahun.
“Menolak perjalanan pribadi seorang biksu Myanmar atau
pendeta Singapura atau Ustaz Indonesia bukanlah sebuah tindak keimigrasian yang
beradab. Apalagi jika perjalanan itu murni perjalanan wisata dengan perempuan
dan anak bayi di bawah 1 tahun. Ini melanggar nilai-nilai dasar ASEAN,”
tuturnya.
(Matius Al – detikNews)
Baca artikel detiknews, “Fahri Hamzah Bela UAS yang
Ditolak Singapura: Negara Seupil Aja Belagu!” selengkapnya
https://news.detik.com/berita/d-6082834/fahri-hamzah-bela-uas-yang-ditolak-singapura-negara-seupil-aja-belagu.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/