Lampung Timur (ksbar-nusantara.com) – Sri (52) warga Desa Sribhawono Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur, melalui usaha jualan minuman tradisional cendol khas Bandung yang sempat diragukan, kini justru bisa bikin pembeli rela ngantri untuk menerima pesananya.
Bermula dari hoby memasak, Sri mulai memutar otak untuk membuka usaha kuliner tradisional yang dapat di konsumsi oleh semua kalangan dengan mengikuti tren masa kini.
“Akhirnya kepikiran untuk berjualan cendol ini. Karna setau saya minuman ini dulunya sering dibeli anak kecil hingga orang tua, disitu aku cocok, ya sudah aku buka aja” ucapnya, Minggu (20/03/2022).
Ia menceritakan, banyak hambatan yang harus di hadapi ketika itu, dari saat diterapkanya PPKM oleh pemerintah yang membuat usahanya itu terancam sepi pembeli hingga mendapat teguran dari rekan pedagang lain.
“Saya diusir dari lokasi dagang, alasanya apa juga kurang jelas, munkin karena posisi gerobak saya nutupin lapaknya,” ucapnya.
Atas perkara yang dialaminya saat itu, Sri mendapat perhatian dari petugas Bumdes desa setempat, ia diberikan solusi, diarahkan untuk menempati lokasi baru.
“Awal banget nempatin lapak baru ini sekitar pertengahan 2021 lalu, ga nyangka juga ya pembeli justru mulai berdatangan,” ungkapnya.
Tak lama menempati lokasi barunya, Sri langsung mendapat fasilitas container dari petugas Bumdes, yang menjadikan tempatnya berjualan itu terlihat lebih rapi.
“Disitu saya bayar setiap bulanya 400 Ribu, itu udah mencakup biaya tempat, lampu dan kebersihan. Aku gak ngerasa keberatan justru malah seneng, karna tempatnya bersih terus jadi keliatan rapi,” ungkap Sri.
Seiring waktu, usahanya itu kian ramai pembeli, bahkan Sri mengaku kini sedikitnya ada 7 orang yang ikut bekerja membantu pekerjaanya. Masing-masing ia gaji dengan sistem bulanan.
“Karna semua bahan saya buat sendiri dari cendol sampai santan dan air gulanya, kalau tak ada yang bantu kan repot mas, apalagi yang dibuat itu jumlahnya banyak,” terangnya.
Sementara itu, Saat cuaca panas ia harus mempersiapkan banyak bahan seperti gula, kelapa dan tepung. Modal yang ia habiskan dalam satu hari kurang lebih mencapai 2 juta “Alhamdullilah, itu habis dalam sehari kalau cuaca lagi panas,” jelas dia.
Dari total modal yang ia keluarkan dalam satu hari itu, ia mengaku dapat meraup keuntungan bersih hingga 4 juta perhari.
Rencananya, untuk persiapan bulan Ramadhan tahun ini ia akan membeli alat untuk mempermudah produksi pembuatan cendol dalam jumlah banyak.
“Ya Alhamdulillah awalnya di remehkan orang, karena cuma dagang cendol, namun seiring berjalanya waktu ternyata banyak yang suka, terbukti banyak pembeli,” ucapnya. (Zakaria)