Mesuji, Lampung (Kabar-Nusantara.com) – H. Saply Th bersama Wakil Bupati Mesuji, Haryati Candralela S. Sos. MM melakukan peletakan batu pertama proyek paling besar di Kabupaten Mesuji. Yakni proyek calon Destinasi Wisata Religi yang merupakan simbol ke islaman yang ramah, Keislaman yang modern dan merupakan pilar keberagaman, pada Jumat (26/2/2021).
Bupati Mesuji H. Saply Th menyampaikan, pembangunan Masjid Agung dan Wisata Religi ini dibangun pada lahan seluas 92.128 meter persegi di Jalan Lintas Sumatera Desa Wira Bangun dan akan menghabiskan anggaran Rp.75 milyar dengan dana yang bersumber dari APBD-P 2020, APBD dan APBD-P 2021 dengan metode pengerjaan ‘multiyears’ yang akan berlangsung hingga tahun 2022.
“Sekali lagi proyek ini memiliki arti penting bagi Kabupaten Mesuji, hal ini relevan dengan Kabupaten Mesuji yang merupakan daerah yang majemuk. Masjid dan tempat wisata religi ini dapat menjadi simbol keislaman yang ramah, keislaman yang moderat yang menjadi pilar keberagaman Kabupaten Mesuji,” jelas Bupati.
Ditambahkan bahwa dengan dibangunnya sektor pariwisata yang semakin penting dewasa ini, diharapkan dapat menjadi pendongkrak Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mesuji. Oleh sebab itu, saya ingin menyampaikan beberapa pesan diantaranya, rencana yang begitu baik, desain yang begitu indah tadi jangan mengabaikan keramahan dan kelestarian lingkungan. “Justru ‘eco-tourisme’, kepariwisataan yang berdimensi lingkungan itu menjadi sangat penting, ” tambahnya.
“Hormati nilai-nilai lokal, hormati nilai-nilai agama, dan nilai adat istiadat setempat. Dengan demikian melalui pengaturan yang baik sedemikian rupa maka pariwisata berkembang, ekonomi berkembang, penghasilan rakyat meningkat dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan nilai-nilai adat lokal.
Saat tempat ini sudah jadi nantinya, kita harus dapat menjaga agar tetap berseri dan indah dan berikan pelayanan yang ramah kepada para pengunjung yang datang,” pesan H Saply.
Rencananya, pengelolaan destinasi wisata religi ini akan melibatkan penduduk lokal. Jadi, jangan sampai lima tahun, sepuluh tahun atau lima belas tahun yang akan datang, disaat tempat ini sudah berkembang baik, penduduk disekitar sini tidak mendapat kesejahteraan yang layak, ” tutup Saply. (Eko)