Aceh Timur (kabar-nusantara.com) – Tungku Samsul, Bendara Dewan Perwakilan Wilayah Barisan Muda Ummat (DPW BMU) Rantou Perlak mengatakan, kondisi rumah Halimah Abdullah (40) warga kurang mampu yang beralamat di Gampong Meunasah Reudeup, Kecamatan
Pandrah, Kab. Bireuen, sangat membutuhkan bantuan rumah layak huni. Minggu (4/6/21)
Pandrah, Kab. Bireuen, sangat membutuhkan bantuan rumah layak huni. Minggu (4/6/21)
“Mengingat kondisi rumahnya membahayakan mereka, apalagi saat ini musim
penghujan, ditambah lagi cuaca yang tidak menentu seperti angin dan kindisi alam lainnya yang menyebabkan mereka kewalahan. Mereka tinggal bersama 3 orang
anaknya masing-masing Marhaban (17), Fitriatun
Laila (15) dan seorang anak Atthahirah (8) bersama
Suami keduanya,” kata Tungku Samsul. .
penghujan, ditambah lagi cuaca yang tidak menentu seperti angin dan kindisi alam lainnya yang menyebabkan mereka kewalahan. Mereka tinggal bersama 3 orang
anaknya masing-masing Marhaban (17), Fitriatun
Laila (15) dan seorang anak Atthahirah (8) bersama
Suami keduanya,” kata Tungku Samsul. .
Kepada awak media Tungku Samsul menyatakan, Halimah membutuhkan bantuan rumah layak huni mengingat
anak-anak mereka dalam masa pendidikan, semoga ada yang dapat membantu
mereka. “Sekiranya ada Dermawan yang ingin membantu, silakan salurkan donasi infaq Anda lewat BMU melalui rek. Bank Syariah Indonesia (BSI ) No.1040941407. A/n Gerakan BMU Peduli.
anak-anak mereka dalam masa pendidikan, semoga ada yang dapat membantu
mereka. “Sekiranya ada Dermawan yang ingin membantu, silakan salurkan donasi infaq Anda lewat BMU melalui rek. Bank Syariah Indonesia (BSI ) No.1040941407. A/n Gerakan BMU Peduli.
“Adapun konfirmasi donasi infak bisa melalului Telepon/WA Bendahara DPW BMU Peduli, yaitu: 085262906456 peduli,” unjarnya.
Halimah Abdullah sekeluarga saat ini menempati rumah berukuran 5 X 3 meter yang terbuat dari bambu, berdinding triplek, bambu dan spanduk bekas, serta papan bekas. Atap rumah dari daun rumbia dan yang sangat memprihatinkan karena sangat tidak layak bagi kehidupan mereka.
Ia bekerja sebagai buruh tani yang pendapatanya tidak menentu, jangankan membangun rumah, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja sangat tidak memadahi. (M zubir)
