Opini  

Gerakan Pramuka Sebagai Pilar Kekuatan Bangsa

Gerakan Pramuka dapat menjadi ajang melatih jiwa disiplin dan kebersamaan. (foto: Dwi)

“Berusahalah sehebat-hebatnya untuk mengembangkan dan meluaskan gerakan kita. Sampai suatu ketika, setiap anak dan pemuda serta pemudi kita, baik yang mahasiswa di kota maupun penggembala kerbau di desa, dengan rasa bangga dan terhormat dapat menyatakan Aku Pramuka Indonesia”.

(Kabar Nusantara) – Kalimat naratif yang diucapkan dengan lantang dan tajam oleh Sang Proklamator Ir. Soekarno kala menyerahkan Panji Gerakan Pramuka, 64 tahun silam tepatnya 14 Agustus 1961, terasa membuat miris sekaligus menggelorakan nafas nasionlisme. Waktu itu Gerakan Pramuka menggelora dan gaungnya berkelindan dengan semangat nasionalisme ke seluruh penjuru Nusantara

Terlebih lagi, ketika mendengar lirik lagu Hymne Pramuka karya Husein Muntahar. Di dalamnya mengandung makna yang sangat mendalam. Bila dicermati nilai filosofis dalam kandungan lagu tersebut menegaskan pertama Pramuka lebih menegaskan diri sebagai manusia yang pikiran, ucapan, tindakannya senantiasa dilandasi nilai-nilai Pancasila.

Kedua, Pramuka menegaskan dirinya siap mengabdi dan memberikan kontribusi positif serta membaktikan dirinya demi kejayaan Indonesia. Seperti tunas kelapa sebagai lambang Pramuka yang mengandung makna pohon nyiur dapat tumbuh di mana saja, sebagaimana Pramuka dapat tumbuh di mana-mana dengan menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana dia berada dan dalam keadaaan bagaimana pun juga. Makna lain dari lambang Pramuka tersebut juga menegaskan mempunyai cita-cita tinggi, mulia, jujur, serta mempunyai prinsip yang tidak mudah diombang-ambingkan.

Usia 64 tahun bukan merupakan usia pendek. Untuk menegakkan organisasi yang berskala nasional ini tentunya tidak mudah. Suka duka sudah sudah dialami dalam menjalankan roda organisasi ini. Namun, dengan kebersamaan, soliditas, dan dukungan dari banyak komponen, Gerakan Pramuka ini tetap tegak berdiri dan masih mampu memberikan kontribusi dan pemikiran untuk tetap kokohnya bangunan bangsa dalam bingkai NKRI.

Semangat pengabdian

Salah satu aspek yang hendak ditumbuhkan dalam pendampingan Gerakan Pramuka tak lain adalah semangat pengabdian dan pelayanan. Tekad ini perlu terus ditanamkan pada jiwa-jiwa generasi millennial agar semakin membumi. Pengabdian tanpa pamrih dengan mengedepankan nilai humaniora perlu ditanamkan di masing-masing pribadi anggota Gerakan Pramuka.

Tidak bisa diabaikan, Pramuka memiliki nilai yang sangat penting dan signifikan dalam membentuk karakter generasi penerus. Melalui pendidikan yang dilandasi oleh tri satya dan janji-janji pramuka, pemuda Indonesia dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas, bertanggung jawab, mengedepankan etika, serta berbakti pada masyarakat, bangsa, dan negara.

Sebagai gerakan yang terus beradaptasi dengan elaborasi dan dinamika zaman, Pramuka terus menginspirasi pemuda untuk memiliki rasa tanggung jawab sosial, semangat kepemimpinan, dan cinta terhadap tanah air. Dalam setiap kegiatan Pramuka, setiap anggota Pramuka pasti selalu diingatkan akan arti penting dari komitmen untuk mengedepankan nilai karakter dalam membentuk fondasi yang kuat bagi kokohnya suatu bangsa.

Di samping itu, dalam Pramuka banyak diperoleh manfaat dari materi pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari yang kadang tidak ditemukan dalam pembelajaran di ruang-ruang kelas. Keterampilan sosial, berkomunikasi, mencari nara sumber, kemandirian, kerja tim, empati, dan kepemimpinan merupakan aspek penting yang diperlukan dalam pendidikan dan kehidupan keseharian di masa depan.

Di tengah banjir informasi yang tak bisa dibendung ini, anak-anak seakan sudah terbuai dengan kecanggihan teknologi, sehingga berimbas, semakin tereduksinya dan menjauhkan mereka pada etika, menghargai orang lain, dan empati. Sikap egois, emosional, tidak bisa berpikir jernih, selalu mengemuka dalam kehidupan keseharian mereka. Dengan pendidikan Pramuka yang di dalamnya terkandung nilai gotong royong dan semangat kerjasama tentunya sangat efektif untuk mengurai dan mereduksi berbagai perilaku buruk yang sekarang mendera di kalangan generasi muda.

Dalam pendidikan Pramuka selalu ditekankan pada kerjasama dalam tim. Di sinilah karakter kemandirian, kerjasama, toleransi, menghargai orang lain bahkan mengapreasi perbedaaan pendapat akan terpateri sejak dini. Di samping itu, dalam Pramuka juga diajarkan nilai kedisiplinan dengan berbagai kegiatan, seperti baris bebaris, datang tepat waktu, mengerjakan pekerjaan sesuai target yang disepakati, dan berbagai kegiatan lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa Pramuka menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kultur di Indonesia.

Komitmen bersama

Tema Hari Pramuka ke-64 tahun ini mengusung tema “Kolabarasi Untuk Membangun Ketahanan Bangsa”. Tema ini bukan hanya sekadar slogan, tetapi tetapi sebagai sebuah tekad dan komitmen bersama untuk terus dapat memperkuat jati diri Pramuka sebagai insan Pancasila yang siap menjadi garda terdepan untuk menjaga dan mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ekspetasi yang diharapkan setiap anggota Pramuka akan senantiasa memegang teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan semangat Bhinneka Tunggal Ika adalah harga mati. Sebagai sebuah tekad dan komitmen bersama untuk terus dapat memperkuat jati diri pramuka sebagai insan Pancasila.

Jiwa Pancasila tersebut berkelindan menyatu dalam jiwa Pramuka karena dilandasi dengan nilai filosofis dan pengamalan yang tertuang dalam Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Dengan begitu Pramuka akan menjadi aktor penggerak dan pilar kekuatan negara dalam menuju Indonesia Emas pada tahun 2045.

Tantangan yang dihadapi saat ini semakin kompleks. Gerakan Pramuka menghadapi arus digitalisasi global, disrupsi teknologi informasi, hingga berbagai ancaman sosial seperti maraknya judi online, bullying, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajar, pornografi, hingga masuknya budaya asing yang perlahan telah mengikis semangat gotong royong dan nasionalisme generasi muda.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Gerakan Pramuka harus dapat hadir sebagai salah satu solusi strategis untuk membentuk karakter generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan berwawasan kebangsaan yang siap menghadapi perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Sebagai organisasi pendidikan non formal, Gerakan Pramuka memiliki peran, tugas, dan fungsi yang sangat penting dalam membantu program-program pemerintah, khususnya dalam membina generasi muda melalui pendidikan karakter (Budi Waseso, 2025).

Oleh karena itu, sumber daya manusia menjadi kata kunci di tengah kehidupan global. Tanpa sumber daya yang mumpuni elaborasi gerakan pramuka sudah dipastikan akan stagnasi dan sulit untuk berkompetisi dalam rangka meraih tujuan yang diharapkan.

Namun, di samping sumber daya manusia, diperlukan juga penguatan wawasan kebangsaan agar nilai-nilai kebangsaaan tidak luntur tergerus gelombang zaman. Apabila semangat nasionalisme sudah mengakar kuat pada masing-masing pribadi, diyakini elemen-elemen lain akan mengikuti, seperti cinta tanah air atau bela negara.

Rasanya masih relevan pidato Sang Proklamator pada saat upacara Hari Pramuka tanggal 14 Agustus 1961 yang menegaskan bahwa rasa bangga menjadi anggota Pramuka harus dinyalakan di setiap dada generasi muda. Pesan Sang Proklamator tersebut kiranya bisa menjadi bahan refleksi dan perlu ditindaklanjuti dalam aksi nyata, agar semangat yang berkelindan dengan nafas nasionalisme tersebut semakin membumi dalam menguatkan jiwa bangga menjadi anggota Gerakan Pramuka.

Kita meyakini apabila karakter generasi muda sudah terbentuk, tentunya keberlangsungan hidup suatu bangsa akan bisa terus survival sebagaimana yang diharapkan. Tanggung jawab untuk menjaga keutuhan NKRI akan terus digaungkan sampai dapat melintasi batasan ruang dan waktu. Generasi muda pramuka ibarat tunas kelapa yang siap ditanam di setiap jengkal bumi pertiwi demi tetap tegak dan kokohnya bangunan bangsa ini agar jiwa nasionalisme semakin membumi.

Di samping itu, dalam menghadapi tantangan zaman, Gerakan Pramuka perlu dijadikan sebagai pilar kekuatan bangsa dalam membantu membentuk generasi muda yang memiliki daya saing dan siap memimpin serta mengawal bangsa Indonesia di masa depan agar dapat lebih mandiri sebagaimana ajaran Trisakti Bung Karno yang menegaskan untuk menjadi bangsa yang kokoh, diperlukan berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. (*)

Penulis:
Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd.
Kepala Gugus Depan Panca Trisarma
SMK Wiyasa Magelang
Alumnus ISI Yogyakarta dan
Magister Pendidikan UST Yogyakarta

Exit mobile version