Mojokerto
(kabar-nusantara.com)
–
Mahapatih Gajah Mada berjasa besar mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan
Majapahit. Namun hingga kini, sosoknya masih menjadi kontroversi. Dalam bukunya berjudul Gajah Mada: Pahlawan
Persatuan Nusantara, Mohammad Yamin menduga Gajah Mada berasal dari kalangan
rakyat biasa. Dilansir dari laman
detik.com, Sabtu (4/12/2021).
Mahapatih
Majapahit ini lahir di kaki Gunung Arjuna-Kawi, Malang pada permulaan abad 14
sekitar tahun 1300 Masehi. Namun, Gajah Mada mempunyai semangat yang luar
biasa untuk membesarkan negaranya yang baru dibentuk. Seperti diketahui, Raden
Wijaya mendirikan Majapahit pada tahun 1293 Masehi.
Dalam
bukunya itu pula, sejarawan sekaligus Menteri Penerangan era Presiden Soekarno
itu menggambarkan rupa Gajah Mada. Mahapatih
Majapahit itu mempunyai wajah bulat gemuk dengan tulang pipi dan dahi yang
menonjol. Sorot matanya yang tajam membuat rupa Gajah Mada versi Yamin terlihat
garang.
“Rupanya penuh dengan kegiatan yang
mahatangkas dan air matanya menyinarkan keberanian seorang ahli politik yang
berpandangan jauh,” tulis Yamin seperti dikutip detikcom, Sabtu
(4/12/2021).
Arkeolog
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho, rupa Gajah
Mada yang digambarkan Yamin murni hasil penafsiran sejarawan tersebut. Karena
sampai saat ini belum ada satu pun sumber sejarah yang menggambarkan sosok
Gajah Mada.
“Secara fisik tidak ada gambaran, sejarah
yang menggambarkan fisik Gajah Mada juga tidak ada. Semua penuh tafsir M. Yamin,” terangnya.
Namun, rupa Gajah Mada hasil penafsiran Yamin
terlanjur diamini banyak orang. Bahkan, sosok Mahapatih Majapahit itu masuk di
buku-buku pelajaran sekolah dasar.
tempat juga mengadopsi hasil penafsiran Yamin. Seperti di Pendapa Agung
Trowulan, Mojokerto.
Wicaksono
menjelaskan rekonstruksi rupa Gajah Mada sejauh ini menemui jalan buntu karena
tidak adanya sumber sejarah yang benar-benar sahih. Prasasti
Mada atau Singosari yang dibuat Gajah Mada sekalipun tidak menggambarkan sosok
Mahapatih Majapahit tersebut.
“Prasasti Mada karena yang membuat Gajah
Mada, tapi tidak menceritakan tentang Gajah Mada. Itu tentang renovasi Candi
Singasari, yang mendapatkan tugas memimpin atau sebagai pimpro Gajah Mada pada
masa Hayam Wuruk,” tandasnya.
Baca artikel detiknews, “Mahapatih Gajah
Mada Pemersatu Nusantara, Seperti Apa Sosoknya?” selengkapnya: https://news.detik.com/berita







