Lebak (Kabar Nusantara) – Pembangunan Stasiun Kereta Api Rangkasbitung dinilai kurang pengawasan dan luput dari sorotan publik, sehingga dalam proses pembangunannya terlihat penerapan K3 seakan tidak sesuai SOP.
Dari pantauan, Sabtu (13/09/2025), alat berat crane tergantung tepat di bawah jalan penumpang yang sedang berlalu lalang. Bahkan, keadaan Plat Besi di rel penyebrangan seolah asal jadi tanpa memperhitungkan keselamatan.
Kondisi tersebut membuat resah penumpang yang hendak bepergian menggunakan fasilitas transportasi kereta api di Kabupaten Lebak.
Salah seorang penumpang asal Kabupaten Lebak, Sastra mengatakan, kondisi pembangunan yang disebut-sebut Ultimate Stasiun Rangkasbitung pembangunannya tidak sesuai dengan namanya. Karena seolah tidak memperhatikan sisi keselamatan warga.
“Lihat saja jalan di sini ngeri ada pekerjaan crane yang sedang beroperasi tanpa pengawasan ketat dari mandor atau pekerja dan pihak kompeten yang bertanggungjawab. Yang saya khawatirkan takut menimpa lansia dan penyandang disabilitas. Bahkan bukan hanya itu saja, pada saat berjalan di rel penyebrangan kaki saya takut terperosok masuk karena penyangganya tidak presisi,” kata penumpang jurusan Jakarta yang mengurungkan niatnya berangkat itu.
Menurut Sastra, jika melihat kondisi seperti ini, PT KAI dan pemerintah memang jelas kurang terbuka dalam memberikan informasi. Berapa biaya proyek, studi kelayakan, serta dampak lingkungan dan sosial akibat pembangunan stasiun. Selain itu, proses audit dan evaluasi proyek pun tidak luput dari sorotan publik.
“Hal tersebut dapat menimbulkan kecurigaan dan ketidakpercayaan publik terhadap proyek pembangunan. Untuk itu, kami sebagai masyarakat meminta kepada pemerintah khususnya menteri BUMN mengevaluasi kinerja bawahannya yang kami rasa kurang maksimal. Juga kepada aparat penegak hukum agar segera kroscek ke lokasi,” tukasnya.
Sementara, hingga berita ini diterbitkan awak media masih mencoba mengkonfirmasi pihak-pihak terkait. (Nar)