Redelong (kabar-nusantara.com) – Pemerintah Kab. Bener Meriah melalui Dinas Kesehatan meraih Setifikat Penghargaan dari Kemenkes Republik Indonesia atas prestasi dan keberhasilannya dalam mencapai target nasional Non Polio Acute Flaccid Paralysis (NPAFP) tahun 2022.
Pj. Bupati Bener Meriah Drs. Haili Yoga, M.Si didampingi Kepala Dinas Kesehatan Abdul Muis, SE, MT, dan Kabid P2P Gazali, S.KM menyampaikan rasa syukur dan terima kasih.
“Syukur alhamdulillah, kita ucapakan terima kasih kepada Kemenkes RI atas Penghargaan yang telah diberikan,” katanya.
Penghargaan itu diraih atas keberhasilan Kabupaten Bener Meriah dalam mencapai target nasional Non Polio Acute Flaccid Paralysis (NPAFP) Rate >2 per 100 ribu anak usia < 15 tahun per tahun dan spicemen adekuat > 80% Tahun 2022 seperti yang ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut Haili Yoga, keberhasilan ini adalah keberhasilan seluruh jajaran SKPK yakni Dinkes Kabupaten Bener Meriah, TNI/Polri, Instansi vertikal, tokoh msyarakat para tenaga kesehatan (nakes) dan masyarakat yang telah bekerja bahu membahu menyukseskan program ini.
“Apa yang kita raih hari ini, adalah bukti kesungguhan kita bekerja dalam menangani kasus-kasus AFP yang ada di Kabupaten Bener Meriah tahun 2022,” jelas Pj. Bupati Haili Yoga.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bener Meriah Abdul Muis, dengan torehan keberhasilan ini, tidak terlepas dari niat baik dan keikhlas kita memberi pelayanan yang prima kepada masyrakat, khususnya dalam pelayanan imunisasi dan surveilans AFP selama tahun 2022 lalu.
“Terimakasih kepada Pj. Bupati Bener Meriah bapak Drs. Haili Yoga, M.Si beserta seluruh unsur Forkopimda dan seluruh jajaran SKPK/OPD dan Instansi vertikal, seluruh nakes. ini adalah keberhasilan kita semua,”
“Semoga dengan penghargaan ini, akan menambah semangat dan dorongan bagi kita semua, agar kedepannya lebih baik lagi, Amiiin,” pungkas Abdul Muis yang juga Mantan Asisten II Sekdakab Bener Meriah itu.
Sementara Kabid P2P Dinas Kesehatan Gazali, S.KM menambahkan, diterimanya sertifikat penghargaan dari Kemenkes RI ini tidak terlepas dari keberhasilan daerah dalam mencapai target nasional non Polio AFP rate yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Dijelaskan, sehubungan dengan ditemukannya kasus polio anak usia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh, yang kemudian ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) polio.
“Dengan demikian Dirjen P2P Kemenkes RI dalam penilaian surveilans AFP (Acute Flacid Paralysis) menargetkan indikator Non Polio AFP Rate >2 per 100 ribu anak usia < 15 tahun per tahun dan spicemen adekuat > 80%,” papar Gazali.
Gazali juga mengungkapkan, apabila suatu wilayah kota/kabupaten memiliki jumlah anak usia < 15 tahun sebanyak 500 ribu, maka wilayah tersebut harus dapat menemukan minimal 10 kasus AFP dalam satu tahun. Jika target penemuan belum dapat dipenuhi, kinerja surveilans AFP dapat dikatakan belum baik lantaran masih ada kemungkinan kasus AFP yang belum terjaring.
“Kita berharap, agar kinerja yang sudah baik ini dapat ditingkatkan untuk masa-masa yang akan datang demi mewujudkan Bener Meriah bebas polio, Insya Allah,” pungkas Kabid P2P Gazali, S.KM.
(Adis Atim R)