![]() |
Foto: Para guru dan walimurid |
Sampit (kabar-nusantara.com) – Kepala Sekolah SMPS Eka Tjipta Kuayan, Agustinus Hari Taking mengulang kembali ucapannya pada awal insiden di perkemahan, bahwa tidak ada niat untuk mencederai anak didiknya, Rabu (26/10/22)
Hal itu disampaikan Agustinus Hari Takinng saat mengawali sambutan dalam rapat pertemuan antara Walimurid dan para Guru SMPS Eka Tjipta Kuayan, untuk menyepakati penyelesaian jalan damai atas insiden api unggun yang menimpa beberapa korban pelajar SMPS tersebut.
Musibah yang terjadi pada kegiatan Kemah Pramuka di SMPS Eka Tjipta Kuayan, pada 26 Agustus 2022 yang lalu, akhirnya pada hari ini kedua belah pihak sepakat menyelesaikan dengan jalan damai.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya dimedia ini, bahwa pada bulan Agustus 2022 telah terjadi insiden yang mengakibatkan 3 dari 10 pelajar pembaca Dasa Dharma Pramuka dirawat di rumah sakit, sedangkan 7 siswa lainnya mendapat rawat jalan, akibat terkena percikan api pada saat menyalakan api unggun.
Pada saat itu, Kepala SMPS Eka Tjipta Kuayan Agustinus Hari Taking langsung menyanggupi akan membayar seluruh biaya pengobatan kesepuluh anak-anak korban insiden tersebut.
Dan setelah menjalani perawatan medis dari Rumah Sakit, dan telah dinyatakan sembuh kesepuluh korban saat ini sudah bisa melaksanakan aktivitas belajar seperti semula.
Maka dari itu, agar para guru dan Kepala Sekolah bisa fokus dengan tugasnya, kemudian tanggung jawab sekolah dalam membayar biaya pengobatan kepada para korban juga telah selesai dilaksanakan, maka hari ini dibuatlah kesepakatan jalan damai dengan orang tua korban.
Jadi agenda utama pertemuan ini difokuskan pada proses final penyelesaian masalah, dimana kedua belah pihak menyadari bahwa apa yang terjadi pada Agustus lalu itu adalah murni insiden, yang bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
“Saya sebagai Guru ataupun sebagai Kepala Sekolah, tetapi saya ingin bicara sebagai orang tua, bahwa tidak ada secuilpun niat saya mau mencederai para siswa, karena mereka adalah anak-anak saya sendiri,” tutur Agustinus.
Hadir dalam pertemuan ini, Estate Manager Kuayan, Reza Palevi, Koordinator Sekolah PSM 6A Soleh, juga Kepala Unit Pengamanan Kuayan Estate M. Jaeni. Pada kesempatan itu Manager Kuayan turut memberikan penjelasan bahwa peristiwa ini harus dilihat sebagai musibah, karena tidak ada satupun yang menginginkan hal itu terjadi.
Sementara itu Koordinator Sekolah PSM 6A memberi apresiasi atas niat baik para orang tua korban, sekaligus menyampaikan permohonan maaf mewakili yayasan atas terjadinya insiden ini.
“Bapak-bapak semua yang hadir disini, supaya bapak dan ibu guru bisa fokus dengan tugas pokoknya, serta tidak memikirkan kapan masalah ini selesai, maka mari kita selesaikan secara kekeluargaan, dan saya menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya insiden ini,” ungkap Soleh
Pertemuan ditutup dengan penandatanganan perjanjian damai antara pihak sekolah dengan orang tua korban, sebagai saksinya adalah Estate Manager Kuayan, Koordinator Sekolah PSM 6A, dan Kepala Unit Pengamanan Kuayan Estate.
(AHT)