Belu (kabar-nusantara.com) – Human Trafficking dalam rangka mengenal hari doa Internasional Human Trafficking dengan perantaraan Santa Josephine Bakhita, wanita yang menjadi korban perbudakan di Sudan Afrika Selatan. Menjadi topik dan persoalan penting untuk di sosialisasikan.
Kegiatan ini melibatkan siswa dan siswi, Sekolah Menengah Kejuruan Katolik Swasta (SMKKS) Kusuma Atambua yang berlangsung di Atambua tanggal 8 Februari 2022 baik secara daring maupun luring.
Ketua Forum Peduli Perempuan dan Anak (FPPA) Kabupaten Belu, Sr. Sesilia Ketut Agung, S. Sp. S mensosialisasikan human trafficking itu bagi siswa siswi SMKS Katolik Kusuma Atambua. February 2022.
Peserta terdiri dari siswa siswi kelas 11 busana rombel 3, Usaha perjalanan Wisata kelas 10 dan kelas 11. Siswa dan siswi antusias sekali dalam mengikuti kegiatan sosialisasi human trafficking ini yang berlangsung di sekolah induk SMKS Katolik Kusuma Atambua, Jl. Imakulata No.1 Kecamatan kota Atambua Kabupaten Belu Nusantara Tenggara Timur. 8 februari 2022.
Dalam pelaksanaan kegiatan itu siswa- siswi SMKK ada yang mengungkapkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ini memberikan kesadaran bagi kami.
“Kami disadarkan untuk selektif, tidak ikut arus untuk dibujuk oleh calo- calo dengan janji-janji yang muluk, uang banyak, kaya, dapat pekerjaan yang bagus,” ungkap anak anak klas 11 rombel 3 di sekolah.
Kepala sekolah melalui Sr.Eligia juga menerima kegiatan ini agar membentuk kerakter dan sebagai pembelajaran yang kemudian hari memberikan solusi bagi anak-anak.
“Hasil dari kegiatan ini siswa -siswi disadarkan akan harkat dan martabat sebagai manusia yang adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sungguh mulia dan luhur karena diciptakan secitra dengan Allah. Sekaligus ditantang untuk belajar dan bekerja dengan tekun, setia dan rajin sehingga tidak mudah terpengaruh oleh rayuan muluk dari pelaku trafficking yang melanggar dan merendahkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah,” tutur Suster Kepala Sekolah.
Dampak dari kegiatan ini siswa-siswi ada yang merasa sedih, kasihan, peduli dengan sesama manusia yang menjadi korban human trafficking karena tuntutan ekonomi, rendahnya pendidikan, terjerat hutang piutang, konsumerisme, ingin mendapatkan uang yang banyak, kurang kasih sayang dari orang tua.
Mereka juga disadarkan untuk menjaga dan merawat diri, sebagai pribadi yang bermartabat, luhur dan mulia. Kegiatan ini bagi mereka sungguh menyenangkan dan menggembirakan. Karena selain memperoleh pengetahuan baru tentang human trafficking tetapi juga sebaliknya disadarkan untuk menjaga,memelihara.
Melindungi dan menghargai sesama manusia serta memperlakukan sesama secara bertanggungjawab, tidak menipu sesama, tidak terlibat memperdagangkan manusia demi kepentingan seperti kerakusan orang akan uang dan harta.
Rosetta anak-anak dari usaha perjalanan wisata kelas 10 dan kelas 11. antusias sekali dalam mengikuti kegiatan sosialisasi human trafficking ini.
Sr. Sesilia Ketut, SSpS, Ketua Forum Peduli Perempuan dan Anak (FPPA). Kabupaten Belu itu meminta dan mempersembahkan kegiatan sosialisasi human trafficking, yang diorganisasi dan dikoordinir sendiri.
Dia adalah seorang yang berani, spirit hidup sangat tinggi, peduli dan mengasihi, serta melayani para korban human trafficking setiap saat, Seluruh hidupnya benar-benar untuk berbakti dan melayani sesama,” kata Sr. Elicia.
Sr. Sesilia harus berjalan kaki dari desa ke desa, kampung ke kampung, walau hujan dan badai, panas dan dingin, tapi semangat dan cintanya yang sungguh tulus bagi sesama yang menderita, memampukan ia untuk berjuang dan terus berjuang demi kemanusiaan, harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah yang perlu dijaga, dipelihara, dilindungi dan dikasihi dengan cinta sejati. Dari misinya..
Misionaris sejati asal Bali ini mencintai tanah misinya di Timor khususnya Atambua. Sungguh hati Sr. Sesilia Ketut, SSpS terpikat dan terpukau pada tanah Timor di Atambua.
Kerjasama dan jejaring dengan berbagai LSM dan instansi Pemerintah dan Gereja baik sekali. Semangat dedikasi, luarbiasa, patut dicontoh dan salut. singkat tentang Ketua FPPA Kabupaten Belu. (Rofinus Bria).