Berita  

Dari Membuat Banten Hingga Lawar

SMP Bali Public School Gelar Budaya Bali Bertajuk “Mekrama Bali” Sambut Hari Suci Saraswati

Foto: Kepsek SMP Bali Public School memberikan penjelasan tentang budaya Bali

Denpasar, 4 September 2025 – Suasana panggung dan wantilan SMP Bali Public School (SMP BPS) pada Kamis (4/9) dipenuhi semarak warna, aroma khas masakan tradisional, dan lantunan canda tawa siswa yang antusias mengikuti kegiatan Gelar Budaya Bali bertajuk “Mekrama Bali”. Acara ini digelar dalam rangka menyambut Hari Suci Saraswati yang jatuh pada 6 September 2025 mendatang. Kegiatan budaya ini menghadirkan seluruh siswa SMP BPS tanpa terkecuali, baik yang beragama Hindu maupun non-Hindu. Hal ini menegaskan bahwa kegiatan “MEkrama Bali” bukanlah seremoni keagamaan, melainkan wahana edukasi budaya yang mengajarkan anak-anak tentang kearifan lokal, nilai gotong royong, serta filosofi kehidupan masyarakat Bali.

Foto: Siswa membuat sate

Para orang tua siswa pun turut hadir dan berperan aktif sebagai fasilitator, mendampingi anak-anak dalam proses pembuatan upakara maupun masakan tradisional. Dukungan penuh dari keluarga besar sekolah ini menambah kekhidmatan sekaligus kehangatan suasana, seolah seluruh warga sekolah melebur dalam satu energi kebersamaan. Kegiatan dibagi ke dalam dua tempekan: tempekan putri dan tempekan putra. Tempekan putri bertugas membuat sarana upakara berupa banten sodan, gebogan, canang, dan kuangen, sedangkan tempekan putra menampilkan kepiawaian mereka dalam mengolah kuliner khas Bali seperti lawar, sate, kuah, abon, dan pepelan. Anak-anak terlihat begitu bangga dapat mempraktikkan secara langsung keterampilan budaya yang kelak menjadi bekal berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Antusiasme siswa tampak menyala sejak awal kegiatan. Wajah mereka memancarkan kegembiraan dan semangat, seolah tersadar bahwa mereka adalah bagian dari generasi penerus yang harus menjaga dan melestarikan budaya Bali. Dengan canda tawa yang terus mengalun, suasana “MEkrama Bali” benar-benar menjadi panggung belajar yang menyenangkan sekaligus bermakna.

Foto: Siswa mendiskusikan adonan sate yang lebih enak

Dalam sambutannya, Kepala SMP Bali Public School, I Gusti Lanang Suardana, S.Pd., Gr., yang akrab dipanggil Mr. Lanang menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pembiasaan sekolah yang selaras dengan visi, program, dan Dimensi Profil Lulusan. “Kegiatan Mekrama Bali adalah upaya nyata kami untuk menghadirkan pendidikan yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kaya secara budaya dan karakter. Di dalamnya terkandung penguatan dimensi kewargaan, kolaborasi, dan komunikasi yang menjadi bekal penting bagi siswa di masa depan,” ujarnya penuh semangat.

Foto: Siswa belajar membuat sesajen (Banten)

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap enam bulan sekali menjelang Hari Raya Saraswati. Hal ini menjadi bentuk komitmen SMP BPS dalam menghadirkan proses pendidikan yang holistik, menyenangkan, dan berakar kuat pada nilai-nilai kearifan lokal. Akhir kegiatan ditutup dengan sajian hasil karya siswa berupa masakan Bali, serta tradisi Megibung (Makan Bersama) yang terlaksana tidak hanya dipandang sebagai produk keterampilan, melainkan simbol kebersamaan, rasa bangga, dan cinta pada budaya. Dengan demikian, “Mekrama Bali” tidak sekadar acara semesteran, tetapi juga momentum membangun karakter siswa sebagai generasi berbudaya, berkarakter, dan siap menjadi warga masyarakat.

Exit mobile version