Bang Din Ajak Kolaborasi Kegiatan FTBI Kabupaten Tanbu

Batulicin (kabar-nusantara.com) – Komunitas Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Daerah Kabupaten Tanah Bumbu menggelar Final Lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), bertempat di SDN 2 Sepunggur, Rabu (25/10) 

Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalsel M. Syarifuddin,  pria yang akrab disapa Bang Din ini memberikan apresiasi yang tinggi tentang pelaksanaan lomba festival tunas bahasa ibu sebagai upaya pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

“Saya berharap kegiatan ini terus berlanjut, kalau perlu nanti kami siap berkolaborasi untuk mengagendakan kegiatan selanjutnya,” jelasnya.

Sementara itu Supiani selaku Ketua RBD Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) menjelaskan bahwa acara ini berlangsung dua tahap, tahap penyisihan dan final. 

Tahap penyisihan dilaksanakan via online diikuti 212 peserta, mulai jenjang SD dan SMP. Antara lain Lomba bapandung 19 peserta, kisdap /kisah handap 70, menulis puisi bahasa Banjar 59, bakisah bahasa Banjar 39 dan pidato bahasa Banjar 25 peserta. 

Dari 212 peserta yang berhasil lolos ke tahap final berjumah 40 peserta, kemudian diambil 20 terdiri dari 10 putra dan 10 putri dari jenjang SD dan SMP yang akan diikutkan ditingkat provinsi pada bulan November nantinya.

“Awalnya saya kira minat peserta kurang ketika lomba kami umumkan pada tahap penyisihan, tetapi di akhir deadline alhamdulilah peserta meningkat,” ujar Supiani kepada awak media Kabar Nusantara. 

“Perlu diketahui bahwa komunitas RBD ini dipelopori Balai Bahasa Provinsi Kalsel, tentu dalam kegiatan ini kami selalu berkoordinasi dengan pihak Balai,” terangnya.

Lebih lanjut Supiani mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Balai Bahasa Provinsi Kalsel, Dinas Pendidikan Kabupaten Tanbu, DPRD Provinsi Kalsel, Bank Kalsel Syariah dan semua pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan acara ini.

Salah satu guru pendamping Ahmad Surya Fanie dari SDN Guntung mengatakan bahwa lomba festival tunas bahasa ini perlu dimaksimalkan dalam bentuk workshop di setiap Kecamatan agar upaya pelestarian bahasa Banjar ini tidak terhenti hanya sebatas  lomba.

“Jujur kami sangat senang dengan adanya lomba dalam bahasa Banjar ini, karena menurut pengamatan kami, masih banyak orang Banjar yang mulai melupakan bahasa daerahnya sendiri,” terang Surya.

 (ARN)

Exit mobile version